RN - Kisruh PPSU (Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum) dengan Lurah Ancol, Saud Maruli Manik masih terus berlanjut.
Soalnya, Maruli (Lurah Ancol) menolak meminta maaf secara terbuka yang dimuat media sebagaiman permintaan PPSU yang sakit hati karena ungkapan kata ‘miskin’.
Anehnya, anggota dewan di Kebon Sirih tak satu pun yang berkemtar soal kasus ini. Para anggota legislatif tak seperti sebelum pemungutan suara yang biasanya sangat terlihat peduli dengan kasus seperti ini.
BERITA TERKAIT :Pengamat: Orang Lama Jangan Ikut Seleksi, DPRD Harus Audit Anggaran KPID Jakarta
Sudah Gak Corona Lagi, DPRD DKI Cari Tempat Rapat Yang Cihuy Bahas RAPBD 2025
“Mungkin mereka (dewan) khususnya yang ada di dapil Ancol, Pademangan sudah nggak butuh suara. Kan nyoblos udah selesai. Makanya ga ada yang peduli lagi,” ujar Rinto (37) warga Ancol, Pademangan, Jakarta Utara.
Lain halnya dengan Siti Miswati (39), warga Pademangan ini berpendapat, dewan atau anggota DPRD DKI saat ini sepertinya juga lagi sibuk memikirkan diri sendiri.
“Baik sangka aja, mereka (DPRD DKI) sepertinya lagi fokus mikirin nasib mereka sendiri. Jadi ya begitu, ga ada suaranya membela PPSU,” ucap Siti.
Diberitakan, Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Ancol yang mogok kerja dan menggelar aksi lempar sapu di Jalan Lodan Raya, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (19/2/2024) pagi.
Mereka kecewa terhadap Lurah Ancol Saud Maruli Manik karena disebut "miskin".
“Saya PPSU Kelurahan Ancol. Kami minta ketegasan dan keadilan. Jadi gini, setiap apel itu Pak Lurah itu selalu memarahi kita, apalagi, yang kita nggak enak hati kan, dengan kata-kata 'miskin'. Contohnya 'PPSU miskin dilarang merokok'," ungkap Arief, salah satu petugas PPSU yang hadir dalam aksi tersebut.