RADAR NONSTOP - Tingginya pelanggaran di jalur Busway membuat pengelola putar otak mencari solusi. Pemasangan CCTV dibeberap titik rawan macet dianggap sebagai jalan keluar persoalan tersebut.
Direktur Operasional TransJakarta, Daud Yosef, mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini tengah mengkaji rencana pemasangan CCTV bersama pihak Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya dan pihak terkait lainnya yang mengatur mengenai tilang elektronik.
"Diskusi kami sudah cukup baik namun secara persis anggaran berapa dan teknisnya belum. Masih dibatas, hasil uji coba E-TLE, yang kedua dimana titik yang kami perlukan, serta ketiga kira-kira lebih efektif mana menggunakan itu (CCTV) atau manpower," jelas Daud di Jakarta, Selasa (22/1/2019).
BERITA TERKAIT :Puluhan Bus Transjakarta Stuck di Kuningan Jaksel, Pengamat: Jajaran Direksi Harus Dicopot!
Mobil Dinas Terobos Busway, Netizen: Pejabat Dilarang Dan Rakyat Melenggang
Daud juga menjelaskan bahwa rencana pemasangan CCTV ini bercermin kepada hasil sidang tilang elektronik yang dilakukan Ditlantas Polda Metro Jaya yang berhasil menurunkan pelanggar hingga 80% sejak pertama kali diberlakukan pada tanggal 1 November 2018 yang lalu.
Menurutnya, pemasangan CCTV nantinya akan lebih efektif karena dapat menghemat sumber daya manusia serta mempermudah proses penegakan hukum bagi aparat. Daud juga mengungkapkan bahwa setiap harinya terjadi 200 hingga 300 pelanggaran setiap harinya di jalur busway.
"Secara jumlah tentunya solusi buat kita. Karena efisien secara tenaga kerja dan efektif karena orang bisa langsung dipanggil dan ditindak. Dengan dipanggil mereka tidak bisa berkilah," tambahnya.
Rencana pemasangan CCTV ini nantinya akan diuji cobakn di tiga titik yang rawan akan kemacetan yakni Koridor 6 (Ragunan-Dukuh Atas 2), Koridor 9 (Pinang Ranti-Pluit) dan Koridor 10 (Tanjung Priok-PGC 2).
Daud mengatakan bahwa uji coba ini akan siap dilakukan Maret mendatang.
Terkait hal tersebut, Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya Kompol Herman Ruswandi mengatakan bahwa pihaknya saat ini masih akan berkoordinasi dengan pihak TransJakarta terkait rencana tersebut.
Ia menyebutkan wacana terkait tingkat pelanggaran yang paling tinggi memiliki kumungkinan besar untuk dipasang CCTV.
Herman mengakui, penilangan terhadap pelanggar jalur TransJakarta masih dilakukan secara manual oleh petugas lapangan. Kedepannya pelanggaran jalur busway bisa terekam di CCTV E-TLE.
"Kita akan prioritas bagaimana mewujudkan 1,2,3 atau 4 CCTV E-TLE, pada titik terbanyak terjadi pelanggaran masyarakat pada jalur busway," tandasnya.