Sabtu,  27 April 2024

PDIP Kalau Menang Diam Mirip Kura-Kura, Jika Kalah Seperti Wong Cilik Berani Nyeruduk

RN/NS
PDIP Kalau Menang Diam Mirip Kura-Kura, Jika Kalah Seperti Wong Cilik Berani Nyeruduk
Ilustrasi Ketum PDIP Megawati.

RN - Partai Nasdem menyindir parpol-parpol tua. Dia menyebut PDIP dan Golkar. 

PDIP disebut diam saja ketika menang seperti kura-kura. Tapi jika kalah PDIP seperti keluar tanduk dan menjadi wong cilik.

Sindiran itu dilontarkan Pplitikus Partai Nasdem, Irma Suryani Chaniago. Awalnya Irman menyebut akar permasalahan pemilihan umum (Pemilu) disebabkan oleh partai politik. Menurutnya, partai politik lebih sering bersikap pragmatis yang justru menghadirkan praktik-praktik korupsi.

BERITA TERKAIT :
Jangan Jago Gombal Jadi Syarat Mutlak PDIP Untuk Calon Kepala Daerah, Kapok Dengan Jokowi & Gibran? 
PDIP Godok Calon Gubernur Jakarta, Dari Ahok, Om P, Andika Hingga Basuki Lagi Diolah

Ia pun menyoroti sikap pragmatis tersebut ada di Partai Golkar, yang tidak pernah berada di luar pemerintahan. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) juga disinggungnya, yang hanya diam saja ketika menang.

"PDIP ini bagusnya jadi oposisi, tapi ketika dia menang dia nggak bagus. Karena ketika dia menang, dia diam seperti kura-kura, ketika dia kalah, baru betul-betul menjadi wong cilik," ujar Irma dalam diskusi yang digelar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), Depok, Kamis (7/3/2024).

Ia juga kemudian menyinggung PDIP yang awalnya selalu membela Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, tidak tepat juga segala keributan terkait Pemilu 2024 disalahkan sepenuhnya ke Jokowi.

"Saya bilang parpol paling salah, yang endorse Samsul siapa? Parpol, yang endorse itu kan parpol. Bapaknya seneng-seneng aja di-endorse," ujar Irma.

"PDIP misal bilang, Jokowi pengkhianat, mengkhianati PDIP. Kalau membenahi election nggak perlu ribut-ribut Jokowi nggak membersamai PDIP, tapi kan PDIP ribut dia minggat dari PDIP," sambung anggota Komisi IX DPR itu.

Dalam acara yang sama, mantan ketua umum Partai Golkar, Muhammad Jusuf Kalla (JK) memandang wajar jika partai politik bersikap pragmatis setiap usainya Pemilu. Hal tersebut ia alami pada Pemilu 2014, saat Partai Golkar tak mengusung dirinya dengan Jokowi, tetapi akhirnya bergabung dengan koalisi pemerintahan.

"Begitu menang kita, bergabung Golkar itu, itu biasa aja politik itu," ujar JK dalam sambutannya.

Ia mengatakan, tidak ada satupun partai politik yang didirikan untuk menjadi oposisi atau lawan dari pemerintah. Oposisi adalah kecelakaan bagi partai politik yang selalu pragmatis dalam mengambil keputusan.