Sabtu,  29 June 2024

Pelayanan PAM Jaya Buruk, Relawan Prabowo Minta Direktur Pelayanan (Syahrul) Diganti

RN/CR
Pelayanan PAM Jaya Buruk, Relawan Prabowo Minta Direktur Pelayanan (Syahrul) Diganti
Direktur Pelayanan PAM Jaya, Syahrul Hasan -Net

RN - Sorotan atas buruknya pelayanan PAM Jaya makin meluas. PAM Jaya didesak membenahi atau kocok ulang Direktur Pelayanan saat ini, Syahrul Hasan, yang telah menjabat sebagai Direktur Pelayanan PAM JAYA sejak April 2021 silam.

Ketua Presidium Jaringan Bersama Rakyat untuk Gibran (JABRIG) Ir. Arwandi mengatakan, buruknya pelayanan PAM Jaya kemungkinan ada malasah dengan kepemimpinan Direktur Pelayanan.

“Pj Gubernur atau Dirut PAM Jaya, Arief Nasrudin tidak perlu ragu untuk melakukan kocok ulang atau penggantian kepemimpinan Direktur Pelayanan jika tak ada perbaikan pelayanan. Apalagi cuma bisa nyalahin pipa bocor,” ujar Ir. Arwandi

BERITA TERKAIT :
Pujian Airin Untuk Airlangga Agar Pimpin Golkar Langsung Dibayar Cash 
Pujian Airin Dukung Airlangga Pimpin Golkar Lagi, Ada Udang Di Balik Batu?

Menurut Ir. Arwandi, banyaknya masyarakat yang mengeluhkan pelayanan PAM Jaya namun tidak mendapat pelayanan dengan baik dari petugas, kemungkinan ada masalah leadership yang perlu kaji ulang.

“Jadi tidak apa-apalah, ganti aja Direktur Pelayanannya. Kalau perlu kocok ulang susunan Direksi, jika memang masih seperti ini, karena banyak sangat terdampak dengan buruknya Kinerja Direktur Pelayanan, pelayanan itu seharusnya kerja extra,” tegas Ir. Arwandi.

Ir. Arwandj menegaskan, evaluasi kinerja pelayanan PAM Jaya harus segera dilakukan. Karena sejatinya, sebagai perusahaan milik daerah yang memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat DKI Jakarta secara menyeluruh dan berkualitas.

“Pada faktanya air bau dan hitam, saat konsumen melaporkan kepada petugas malah dihadapkan dengan pertanyaan berbelit - belit. Ditungguin petugas yang benarin ga datang - datang, kan sudah parah itu,” sesal Ir. Arwandi.

Sebelumnya, Aktivis Muda Jakarta (AMJ) juga mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan kocok ulang susunan direksi di PAM Jaya karena buruknya pelayanan. "Hasil riset kami pelayanan PAM masih buruk," tegas Koordinator AMJ, Dwi Yudha Saputro, Kamis (6/6). 

"Pak Syahrul harusnya malu. Kalau terus bertahan dijabatan yang empuk dan pelayanan buruk jadi gak tau malu," sindir Yudha.

Pakar Komunikasi Politik Tamil Selvan melanjutkan buruknya pelayanan PAM Jaya bukan hanya mencoreng kinerja Arief Nasrudin sebagai direktur utama tapi bisa juga merusak wibawa Pj Gubernur Heru Budi Hartono (HBH).

"Pelayanan itukan kunci utama, jadi jangan main-main dong," ungkap Tamil.

Tamil yang juga Komunikolog politik dan hukum nasional ini melanjutkan, sebagai perusahaan daerah (BUMD) harusnya PAM Jaya tidak serampangan melakukan pelayanan.

"Konsep pelayanan PAM Jaya gak jelas. Saya harap Pak Syahrul tidak hanya duduk manis, dia harus jemput bola melayani pelanggan," tegasnya.

Dibertakan, Sejumlah warga Cengkareng, Jakbar mengungkapkan air PAM Jaya yang masuk ke rumah mereka tingkat kualitas rendah tidak layak minum. "Bau dan kotor," keluh Kristianna Purba, salah satu konsumen setia PAM Jaya bersama sejumlah tetangganya di Kelurahan Cengkareng Timur, Jalan Puspa 2 No 17 RT 011/RW 12, Cengkareng Timur, Jakarta Barat.

Masih menurut Kristianna, warga sebenarnya sudah lama menyampaikan keluhan kepada pencatat meteran, juga ke kantor PERUMDA PAM Jaya Jakarta Barat. 

“Jawabannya ya begitu, banyak pertanyaan berbelit-belit sudah dijawab, lalu disuruh tunggu petugas PAM Jaya datang, namun tidak pernah datang. Lalu mau nunggu sampai kapan? tidak ada realisasinya omong doang (Omdo). Makanya malas konsumen melaporkan keluhan lalu membiarkan air kotor memenuhi bak airnya setiap hari. Dikuras satu kali untuk dua sampai tiga hari,” beber Kriatianna seperti dilansir MI. 

Imbas dari buruknya air PAM Jaya yang diterima, konsumen terpaksa rogoh kocek buat beli air bersih isi ulang. Per galon Rp 9.000, lalu beli lagi air galon spesial untuk minum harga Rp 21.000 tiap galonnya. 

“Kalau dihitung kerugian tiap bulan habisnya setengah uang pensiunan habis khusus untuk air minum,” terang Kristianna Purba, pensiunan guru PNS Pemprov DKI Jakarta ini.