RN - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin kembali bicara soal anak presiden. Dia mengatakan, soal ketentuan Tuhan dan manusia yang tidak bisa memilih di mana dia dilahirkan.
Entah sindiran atau bukan tapi ucapan Ma'ruf bersayap. Kiai NU ini menyatakan soal semua ingin jadi anak presiden' kembali disampaikannya dalam sambutan saat meresmikan Aula At-Taqwa Sriwijaya di Jakarta Selatan.
Ma'ruf mengawali sambutannya dengan mengingatkan bahwa Allah memberi kesempatan ke manusia untuk memilih dalam kehidupan.
BERITA TERKAIT :Dimas Pemecah Rekor PON Aceh-Sumut, Kado Spesial Untuk Almarhum Ayah
Ski Air Jakarta, Dimas Pecah Rekor PON Aceh-Sumut & Dede Terjang Ombak Saat Cuaca Ekstrem
"Saya sering katakan, kalau dalam hidup itu Allah menyuruh kita memilih, silakan mau iman, boleh, mau tidak, boleh. Tapi, kalau dalam hal lain-lain, Allah nggak memberi kita kesempatan untuk milih," kata Ma'ruf di Aula At-Taqwa, Jalan Sriwijaya Raya, Jakarta Selatan, Jumat (21/6/2024).
Namun, kata Ma'ruf, ada hal yang tak bisa dipilih oleh manusia. Dia mengatakan manusia tak bisa memilih lahir dari keluarga yang mana.
"Sering saya katakan, kita tidak pernah diberi pilihan menjadi anak siapa. Nggak ada yang mau pilih nanti anak siapa, nggak ada," ucap Ma'ruf.
Jika boleh memilih, katanya, semua ingin menjadi anak presiden. Ma'ruf mengatakan hal itu tak bisa terjadi karena lahir dari mana bukan pilihan.
"Saya bilang, kalau suruh milih, semua ingin jadi anak presiden semua itu, ya, nggak ada. Tapi tadi kita nggak bisa milih, kita lahir di mana nggak bisa milih, kita mau diberi rupa wajah seperti apa nggak bisa milih. Kalau bisa milih, wah cakep semua, gagah semua," ujarnya.
Dia kembali mengingatkan Tuhan memberi kebebasan untuk memilih dalam kehidupan. Menurutnya, ketaatan juga merupakan pilihan.
"Tapi kalau dalam hidup, silakan pilih, Karena apa? Karena Allah tidak mau orang taat pada agama karena dipaksa. Dia milih kepada Tuhannya dengan ketaatan yang dia pilih. Dengan ketaatan, kecintaan kepada Allah," ujar Ma'ruf.
"Allah tidak akan menunjukkan pada yang fasik, orang-orang itu tidak akan dapat hidayah, kenapa? Fasik itu artinya menjauh dari Allah, lah orang menjauh ya nggak dapat hidayah. Tapi kalau yang ingin dapat hidayah, ya dekat kepada Allah. Dekatnya gimana? Di tempat-tempat ibadah, di masjid inilah tempat kita mendekatkan diri kepada Allah SWT," imbuhnya.
Sebelumnya Ma'ruf pernah juga menyampaikan sambutan dalam pembukaan Ijtima' Ulama Komisi Fatwa MUI Se-Indonesia, Rabu (29/5/2024). Ma'ruf mulanya menyebutkan Allah bisa membuat semua orang beriman, namun hal itu tidak dilakukan lantaran iman tidak bisa dipaksakan.
"Kalau Allah mau mengimankan semua bisa, memaksa semua bisa, apakah Allah mau memaksa orang suruh iman semua? Kata Allah jangan, iman tidak boleh dipaksa," kata Ma'ruf, seperti dilihat dalam video sambutan yang diunggah di akun YouTube Wakil Presiden.
"Allah tidak mau memaksa, Allah bisa, seperti malaikat semua, malaikat tuh iman semua, malaikat tidak ada yang pernah maksiat kepada Allah. Malaikat itu semua bisa," sambungnya.
Ma'ruf mengatakan ada hal untuk manusia yang telah ditetapkan oleh Allah. Ma'ruf menyebutkan salah satunya adalah manusia tidak bisa memilih di mana kita dilahirkan.
"Kita juga ada yang dipaksa sama Allah, misal kita lahir di mana, kita nggak bisa milih. Pak Gubernur, walaupun sekarang jadi Gubernur Bangkabelitung lahirnya di Aceh. Nggak bisa saya milih lahir di Bangka. Nggak ada orang bisa milih mau lahir di mana," ujar Ma'ruf.
Selain itu, Ma'ruf menyebutkan manusia tidak bisa memilih siapa orang tuanya. Ia lantas mencontohkan, jika bisa memilih orang tua, seorang anak akan memilih menjadi anak seorang presiden.
"Orang tidak bisa milih siapa bapaknya, siapa ibunya. Apa bisa milih? Kalau bisa milih, saya ingin jadi anak presiden. Tapi kan nggak bisa. Itu majbur (ditakdirkan Allah)," kata Ma'ruf.
"Ada yang lahirnya hitam, ada yang putih, ada yang hidungnya mancung, ada yang hidungnya pesek, apa bisa milih, kalau bisa milih semua cakep," tuturnya.