Bang Zaki Jangan Mau Digoreng-Goreng Jadi Gubernur Jakarta, Awas Ente Kena Olah?

RN - Ahmed Zaki Iskandar sebaiknya waspada. Ketua Golkar Jakarta ini terus digoreng-goreng maju sebagai calon gubernur di Pilkada DKI.

Padahal, tren elektabilitas mantan Bupati Tangerang yang biasa disapa Zaki itu kalh jauh dari Anies Baswedan, Ridwan Kamil dan Ahok. 

Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengaku belum memutuskan siapa yang bakal dimajukan di Jakarta. Menko Perekonomian itu menyebut akan memonitor lebih dahulu.

BERITA TERKAIT :
Megawati Muncul Usai Jokowi Turun Di Jateng & Jakarta, Tuding Aparat Gak Netral

---

Hari Tenang, Pramono Dan Ridwan Kamil Jangan Bikin Gaduh

---

"DKI Nanti akan kita monitor lagi," ujarnya di Jakarta, Senin (9/7).

Airlangga meminta kepada semua pihak bersabar. "Kita tunggu hasil survei internal, soal Ridwan Kamil juga kami masih menunggu, bisa di Jawa Barat bisa juga di Jakarta," ungkapnya.

Sementara Golkar Jakarta tetap mengusung Zaki. Bahkan, Golkar bermimpi akan menduetkan Zaki dengan Kaesang Pangarep.

Duet ini diyakini mampu mengalahkan pasangan Anies Baswedan-Sohibul Iman (AMAN) di Pilkada Jakarta pada 27 November 2024 mendatang.

“Pasangan Ahmed Zaki Iskandar-Kaesang Pangarep bisa mengalahkan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024. Kedua pasangan ini saling melengkapi,” kata Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Golkar DKI Jakarta Bambang Waluyo Djojohadikusumo alias Jojo Wahab kepada wartawan, Senin (8/7).

Jojo melihat Zaki memiliki pengalaman yang lengkap, masih muda, dan merupakan putra Betawi asli. Ibarat dagangan, kata dia, Zaki ini barang bagus dengan segudang pengalaman di lembaga eksekutif maupun legislatif.

“Pernah jadi anggota DPR, Bupati Tangerang dua periode, Ketua Golkar, representasi putra Betawi, dan secara pendidikan dari sarjana hingga doktor di bidang ilmu pemerintahan,” kata Jojo.

Selain itu, Jojo menilai Kaesang juga merupakan representasi dari kelompok Gen Z dan masyarakat Jawa yang tinggal di Jakarta. Tipikal masyarakat Jakarta itu selalu ingin yang baru.

“Itulah sebabnya di Jakarta ini incumbent belum pernah ada yang menang. Karena warga Jakarta selalu ingin yang baru,” kata Jojo.