RN - Pelan-pelan pasangan Pramono Anung-Rano Karno sudah menyalip duet RK-Suswono. Cagub-Cawagub DKI Jakarta ini tembus 37,1%.
Sementara Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) dipilih sebanyak 30,4%. Apesnya pasangan Dharma Pongrekun dan Kun Wardana masih urutan buncit alais di bawah.
Dharma-Kun hanya mencapai 4,6%. Sedangkan yang tidak atau belum memilih mencapai 27,9%.
BERITA TERKAIT :Megawati Muncul Usai Jokowi Turun Di Jateng & Jakarta, Tuding Aparat Gak Netral
Hari Tenang, Pramono Dan Ridwan Kamil Jangan Bikin Gaduh
Dharma Kun maju lewat jalur independen. "Calon independen memang berat. Karena tidak ada basis loyal berbeda dengan calon dari parpol," tegas pengamat politik Tamil Selvan, Kamis (10/10).
Tamil menyarankan agar Dharma Kun rajin turun ke bawah untuk meraup kepercayaan warga Jakarta. "Harus rajin turun ke bawah, bukan hanya lempar isu dan konsep aja," ungkapnya.
Saat wawanacara dengan wartawan, Dharma Pmenyatakan jarang berkampanye ketimbang Ridwan Kamil dan Pramono Anung. Dharma Pongrekun mengaku bahwa dia adalah calon independen yang bergerak bebas tapi minim logistik.
"Terima kasih. Di sinilah. Di sinilah yang saya ingin memberikan pemahaman. Bahwa kami itu independen. Independen itu tidak punya dana untuk bebas bergerak ke sana kemari lari-lari. Itu ada butuh bensin loh," kata Dharma.
"Ngasih makan orang kalau kumpul. Duitnya dari mana? Jadi tolong dipahami. Mari bantu kami untuk memperjuangkan keselamatan keluarga kalian juga, saya siap ada di garda terdepan untuk memperjuangkan nasib kita semua. Termasuk saya," sambungnya.
Data elektabilitas itu terungkap dari survei Panel Survei Indonesia (PSI) Pilkada Jakarta 2024. Hasilnya, untuk pilihan top of mind tingkat elektabilitas pasangan Pramono Anung-Rano Karno mencapai 37,1%.
"Kemudian, pasangan Ridwan Kamil-Suswono dipilih sebanyak 30,4% sedangkan pasangan Dharma Pongrekun dan Kun Wardana mencapai 4,6%, dan yang tidak atau belum memilih mencapai 27,9%," ujar Direktur Eksekutive PSI Mahendra Zaini dalam keterangan tertulis, Rabu (9/10/2024).
Dia mengatakan, survei juga menyertakan pertanyaan tertutup yang merupakan jenis pertanyaan dalam survei atau kuesioner yang hanya memungkinkan responden untuk memilih di antara ketiga Paslon kepala daerah DKI Jakarta.
Perihal ini, kata Zaini, diberikan sampel surat suara Pilkada yang tertera nama dan gambar paslon untuk dipilih oleh responden.
"Adapun, hasil dari tabulasi pengumpulan surat suara yang dipilih atau dicoblos menunjukan pasangan Pasangan Pramono Anung-Rano Karno dipilih sebanyak 52,6%," ucap dia.
"Kemudian, pasangan Ridwan Kamil-Suswono dipilih sebanyak 35,4% lalu pasangan Dharma Pongrekun dan Kun Wardana dipilih sebanyak 5,4% dan yang tidak memilih sebanyak 6,6%," sambung dia.
Sementara, lanjut Zaini, untuk tingkat popularitas pasangan Pramono Anung-Rano Karno mencapai 79,3% dan tingkat akseptabilitas mencapai 84,3%.
Kemudian, kata dia, untuk pasangan Ridwan Kamil -Suswono tingkat popularitas mencapai 75,8% dan tingkat akseptabilitas mencapai 54,7% lalu pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana tingkat popularitas mencapai 31,3% serta tingkat akseptabilitas mencapai 18,4%.
"Hasil Survei ini mengungkap bahwa Kalahnya pasangan Ridwan Kamil-Suswono oleh pasangan Pramono Anung - Rano Karno punya korelasi dengan penilaian dari 82,1% warga Jakarta. Yang menyatakan bahwa Kinerja Ridwan Kamil dinilai di Jawa Barat kurang memuaskan serta dianggap gagal menciptakan kemajuan ekonomi Jawa Barat," papar Zaini.
Hal tersebut, lanjut Zaini, memiliki korelasi dengan hasil survei terhadap mantan relawan Ridwan Kamil saat maju sebagai Cagub Jawa Barat, bahwa 71,4% Relawan Rindu Jabar Juara menyatakan kinerja Ridwan Kamil tidak memuaskan masyarakat Jawa Barat.
"Di mana relawan Ridwan Kamil ini menilai selama 4 tahun kepemimpinannya, kinerja Ridwan Kamil sebagai kepala daerah masih minim prestasi dan lebih banyak pencitraan kosong saja," ucap dia.
"Hal kinerja yang kurang memuaskan dari Ridwan Kamil selama menjadi Gubernur Jawa Barat terkomfirmasi dengan Data BPS menunjukkan pada tahun 2018 jumlah penduduk miskin di Jawa Barat ada di angka 3,615 juta saat Ridwan Kamil mulai menjabat Gubernur Jawa Barat," sambung dia.
Sedangkan di akhir Jabatan Ridwan Kamil pada 2023, lanjut Zaini, jumlah penduduk miskin Jawa Barat meningkat berada di angka 3,89 juta jiwa per Maret 2023. Selain itu, angka pengangguran di Jawa Barat per Februari 2023 menempati posisi kedua tertinggi di Indonesia.
"Dan dari data survei juga terungkap mayoritas responden tidak menginginkan Ridwan Kamil sebagai gubernur Jakarta karena punya raport merah saat menjadi pemimpin di Jawa Barat," ucap dia.
"Berbeda Jokowi-Ahok saat maju sebagai Gubernur dan wakil gubernur Jakarta memiliki nilai raport kepemimpinan yang memuaskan saat menjadi kepala daerah," sambung Zaini.