RN - Setelah Gus Miftah mundur, kini Prabowo memiliki enam orang Utusan Khusus Presiden.
Dari enam Utusan Khusus Presiden, beberapa di antaranya berlatar belakang sebagai pengusaha besar dengan kekayaan yang fantastis. Sebagai pejabat negara, mereka diwajibkan melaporkan harta kekayaan melalui LHKPN ke KPK, dengan batas waktu tiga bulan setelah pelantikan.
1. Utusan Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Perbankan : Setiawan Ichlas
BERITA TERKAIT :Prabowo Bingung Menteri Investasi, Bahlil Bilang Kampusnya Gak Ada Di Google
Setiawan Ichlas, atau yang lebih dikenal dengan nama Iwan Bomba, belum melaporkan LHKPN. Ia merupakan pengusaha batu bara asal palembang yang memimpin Bomba Group, sebuah perusahaan induk yang fokus pada berbagai sektor, seperti logistik, distribusi, agroindustri, pertambangan, dan manajemen properti.
Bomba Group, yang Didirikan pada tahun 2000, terus berkembang dengan merambah sektor-sektor lain seperti energi, kontraktor, dan perkebunan. Iwan juga terlibat dalam proyek-proyek besar seperti pembangunan PLTU Sumatera Selatan 1 dan pabrik bio diesel B100.
Selain itu, melalui PT Golden Blossom Sumatra, ia mengelola perkebunan kelapa sawit dan terlibat dalam pengelolaan infrastruktur logistik seperti pelabuhan dan jalur kereta api.
2. Utusan Khusus Presiden Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Ekonomi Kreatif dan Digital: Ahmad Ridha Sabana
Ahmad Ridha Sabana, seorang pengusaha dan politisi Indonesia, hingga kini belum melaporkan LHKPN. Ia menjabat sebagai Ketua Umum Partai Garuda sejak partai tersebut didirikan pada tahun 2015.
Ridha memiliki banyak pengalaman di dunia politik, termasuk melalui keinginan di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Pusat.
Ia adalah pemilik Gala Group, yang mengelola beberapa perusahaan di berbagai bidang, termasuk kontraktor, real estate, dan industri kimia. Selain itu, ia juga menjabat sebagai presiden direktur Lintas Technologies sejak 2009.
3. Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata: Zita Anjani
Berdasarkan data LHKPN 2023, total kekayaan Zita Anjani mencapai Rp9,16 miliar. Zita merupakan putri kedua Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan. Saat ini, ia menjabat sebagai salah satu Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN.
Sebelum dilantik sebagai Utusan Khusus Presiden, Zita pernah menjabat selama dua periode sebagai anggota DPRD DKI Jakarta, kemudian ia juga menjadi Wakil Ketua DPRD.
Selain aktif di bidang politik, Zita mendirikan Yayasan Sekolah Kids Republic dan SMA Kebangsaan, serta terlibat dalam beberapa organisasi pendidikan.
4. Utusan Khusus Presiden Bidang Ketahanan Pangan: Muhamad Mardiono
Menurut LHKPN yang dilaporkan pada Desember 2023, Mardiono memiliki kekayaan mencapai Rp1,2 triliun. Ia dikenal sebagai politisi dan pengusaha sukses dengan sejumlah perusahaan yang bergerak di berbagai sektor.
Mardiono juga menjabat sebagai CEO dan pemilik beberapa perusahaan besar, seperti PT Walle Jasa Pratama, PT Albantani Cipta Niaga, dan PT Bahari Caraka Sarana. Selain itu, ia memiliki PT Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Muámalah yang beroperasi di Cilegon, Serang, dan Tangerang.
5. Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni: Raffi Ahmad
Raffi Ahmad yang dikenal sebagai Sultan Andara belum melaporkan LHKPN. Dengan kekayaan yang dilaporkan mencapai Rp4,6 triliun, Raffi memiliki banyak bisnis di berbagai sektor, termasuk di dunia hiburan dengan RANS Entertainment, RANS Music, dan RANS Animation Studio.
Selain di industri hiburan, Raffi juga terjun ke bisnis kuliner, salah satunya melalui restoran Le Nusa yang memiliki cabang di Paris dan Jakarta. Ia juga merambah bisnis bioskop dengan merek Sam's Studio.
Ia juga memiliki usaha di bidang kecantikan dan fashion melalui RANS Beauty dan NASL oleh Nagita Slavina. Di dunia olahraga, Raffi memiliki tiga klub: RANS E-Sport, RANS Cilegon FC, dan RANS PIK Basketball.
6. Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan: Mari Elka Pangestu
Mari Elka Pangestu melaporkan kekayaannya sebesar Rp53,2 miliar saat menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tahun 2014. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan dari tahun 2004 hingga 2011 dan Menteri Pariwisata serta Ekonomi Kreatif pada periode 2011-2014 di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Selain itu, ia pernah menjabat sebagai Managing Director Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan di Bank Dunia (2020-2023) dan aktif dalam berbagai organisasi internasional serta akademik, termasuk sebagai Guru Besar Ekonomi Internasional di Universitas Indonesia dan Ketua Senat Universitas Prasetiya Mulya.