RN - Emak-emak teriak. Sebab, harga minyak goreng Minyakita yang semakin mahal.
"Menteri ngapain bae tuh," kata Nur, warga Depok, Jawa Barat, Sabtu (4/1).
Emak tiga anak ini mengaku di Depok ada juga yang jual Rp 20 ribu. "Gila ini mah," ungkapnya.
BERITA TERKAIT :Woi, Permendag 8 Biang Kerok Banyaknya Korban PHK
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkap penyebab Minyakita yang semakin mahal. Menurutnya harga minyak goreng kemasan sederhana itu saat ini rata-rata nasional Rp 17.000/liter.
Namun, di pasar harga minyak goreng kemasan sederhana itu tembus Rp 18.000-Rp 19.000 per liter. Padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) Minyakita yang ditetapkan pemerintah Rp 15.700/liter.
Budi mengungkapkan kenaikan harga saat ini disebabkan karena masalah keterlambatan distribusi pasokan.
"Masalahnya ini kan libur nataru, masih banyak distributor itu yang belum jalan. Jadi sebagian sudah jalan, sebagian belum. Jadi ada keterlambatan pasokan, karena itu. Tetapi stok tadi kami yakinkan di distributor sebenarnya ada, masih banyak, cuma terlambat," ujar Budi ditemui di Kementerian Perdagangan, Jumat (3/1/2025).
Budi menerangkan telah menghubungi dinas perdagangan daerah untuk mengetahui penyebab tingginya harga Minyakita. Hasilnya, kenaikan memang terjadi karena keterlambatan pasokan akibat libur nataru.
"Kita hubungi dari daerah-daerah, teman-teman di daerah, di dinas juga udah ngecek lapangan. Salah satu faktornya memang karena liburan itu," ujarnya.
Budi juga menegaskan pedagang dilarang menjual Minyakita secara bundling. Penjualan dengan bundling ini yakni harus dibarengi membeli produk lainnya.
Budi menyebut, pihaknya telah melayangkan surat teguran kepada pedagang yang menjual Minyakita secara bundling. Namun jika masih ada yang melakukan hal tersebut, ancamannya akan dicabut izin usahanya.
"Ya kalau misalnya mereka sudah kita kasih teguran tetap tidak mengikuti ya bisa dicabutkan izinnya (izin usaha)," tegas dia