Rabu,  05 February 2025

DPRD Pandeglang Gak Patuh Prabowo, Masih Bikin Anggaran Makan Dan Snack Rapat 

RN/NS
DPRD Pandeglang Gak Patuh Prabowo, Masih Bikin Anggaran Makan Dan Snack Rapat 
Gedung DPRD Pandeglang, Banten.

RN - DPRD Pandeglang, Banten mbalelo. Intruk Prabowo agar ada penghematan anggaran tidak digubris. 

Faktanya adalah Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pandeglang menyiapkan anggaran untuk kebutuhan makanan dan minuman saat rapat selama satu tahun. Anggaran yang disiapkan untuk kebutuhan itu totalnya mencapai Rp 3,8 miliar.

Dilihat dari laman Sistem informasi rencana umum pengadaan (Sirup), lembaga kebijakan pengadaan barang/jasa pemerintah (LKPP), Selasa (4/2/2025), pengadaan tersebut dipecah menjadi 20 paket. Adapun nama paket ialah 'belanja makan dan minum', uraian pekerjaan snack atau makanan, dengan metode pengadaan langsung.

BERITA TERKAIT :
Bantu Korban Kebakaran di Kemayoran, PAM Jaya Diapresiasi Dewan di Kebon Sirih

Dari 20 paket yang dipecah, satuan harganya bervariatif mulai dari Rp 30 juta, Rp 50 juta, Rp 424 juta, hingga Rp 3 miliar, dan paket anggaran yang terkecil senilai Rp 1 juta. Jika ditotal secara keseluruhan, anggaran yang dibutuhkan untuk rapat wakil rakyat itu, mencapai Rp 3,8 miliar.

Sekertaris DRPD Pandeglang Suhaedi menjelaskan anggaran yang mencapai Rp 3 miliar dialokasikan untuk makan dan minum reses 50 anggota dewan. Dia mengatakan selama dua kali reses itu masing-masing anggota diberi anggaran sebesar Rp 60 juta.

"Hasil hitungan Rp 3 miliar itu untuk makan dan minum reses anggota dewan. Perorangan anggota DPRD biaya makan minum Rp 30 juta satu kali kegiatan, karena tidak ada uang transport," katanya.

"Dan yang lainnya untuk kebutuhan makanan dan minuman paripurna, rapat-rapat komisi, audiensi, jamuan tamu, dan makan minum pimpinan dewan," tambahnya.

Suhaedi menambahkan pihaknya bakal mengkaji terkait efisiensi anggaran pada item kebutuhan lainnya. Namun menurutnya, untuk makan dan minum sulit dilakukan efisiensi.

"Efisien bagi pos-pos yang bisa dilakukan efisiensi. Kalau makan minum nggak mungkin dari Rp 50 ribu jadi Rp 25 ribu, dapat apa makan dengan minumannya. Jadi kita akan menyesuaikan mana yang bisa dilakukan efisiensi," pungkasnya.