Rabu,  12 March 2025

Gubernur Bali Gak Ikut Retret Di Akmil Magelang, Wayan Koster Bergerak Liar Nih?

RN/NS
Gubernur Bali Gak Ikut Retret Di Akmil Magelang, Wayan Koster Bergerak Liar Nih?
Gubernur Bali Wayan Koster.

RN - Gubernur Bali, Wayan Koster sepertinya bergerak liar. Dia tidak hadir retreat Akademi Militer (Akmil) bukan karena arahan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Ketua DPP PDIP, Puan Maharani menyebut ketidakhadiran para kepala daerah partainya di acara retreat bukan karena arahan dari ketua umum, Megawati.

Puan pun mengungkap kemungkinan para kepala daerah yang tak hadir bakal menyusul di retret gelombang berikutnya.

BERITA TERKAIT :
Praperadilan Sekjen PDIP Kandas Lagi, Hasto Berat Lawan KPK?
Bobby Jawab Santai Tapi Tegang, Soal Hasto Desak KPK Periksa Keluarga Jokowi 

"Insyaallah, pasti insyaallah," kata ketua DPR RI di Akmil, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (28/2).

Kedatangan Puan sendiri ke Akmil pagi ini adalah untuk mengikuti penutupan retret kepala daerah yang akan dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto.

Penutupan retret juga dihadiri sejumlah menteri dari Kabinet Merah Putih.

Sebelumnya, Wamendagri Bima Arya menyebut 10 kepala daerah dari PDIP dipastikan tak mengikuti retreat yang diselenggarakan di Akmil. Mereka terdiri dari 9 kepala daerah di Bali, termasuk Gubernur Bali, Wayan Koster dan satu lainnya adalah Bupati Asmat.

"Dipastikan tidak (ikut retreat). Kemarin kami sudah mendapatkan keputusan resmi, pemberitaan resmi dari PDIP bahwa rekan-rekan PDIP yang belum bergabung itu akan mengikuti pembekalan berikutnya, gelombang berikutnya," kata Bima di Kompleks Akmil, Selasa (26/2).

Surat itu, kata Bima juga mencantumkan alasan ketidakhadiran sepuluh kepala daerah tersebut dalam retreat di Akmil, yakni atas pertimbangan situasi dan kondisi yang ada.

Namun demikian, Bima menekankan, sejak semula instruksi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri adalah meminta para kadernya menunda keberangkatan ke acara retreat kepala daerah, bukan pelarangan.

"Di situ kan dijelaskan juga bahwa tidak ada keputusan atau instruksi dari partai untuk tidak mengikuti. Yang ada adalah penundaan karena kondisi-kondisi tertentu yang dipertimbangkan oleh partai begitu. Jadi tidak pernah ada secara resmi partai itu kan yang kami tangkap ya, kami tangkap, meminta kadernya untuk tidak mengikuti, tidak ada," kata Bima.

"Artinya kan kemudian ketika keputusannya adalah mendukung yang ada di sini melanjutkan itu kan masih sejalan dan masih sinkron dan kami mengapresiasi," pungkasnya.