RN - Kota Bekasi ditutup air. Dari 12 kecamatan, ada delapan kecamatan yang terendam air.
Warga panik karena hadirnya air mendadak dan langsung besar. Bukan hanya rumah warga tapi mal, warung, dan ruko tempat usaha juga hancur terendam.
Bahkan, banyak warga yang terjebak di rumah. "Kami terjebak di lantai dua, gak bisa keluar. Gelap seperti kiamat," teriak warga di Pondok Gede, Bekasi, Selasa (4/3).
BERITA TERKAIT :Cikeas Hingga Cileungsi Dikuasai, Demul Sebut Bekasi Marak Mafia Sungai
Pram-Doel Ogah Pakai Gaya Ahok, Gusur Pemukiman Kali Ciliwung Tanpa Bentrok
Wali Kota Bekasi Tri Adhianto menyebut menyebut kota pimpinannya lumpuh akibat bencana banjir yang melanda mayoritas wilayahnya hingga Selasa (4/3) hari ini.
Tri menjelaskan delapan dari dua belas kecamatan yang berada di Kota Bekasi terdampak bencana hidrometeorologi ini.
"Dari 12 kecamatan, yang terdampak di Kota Bekasi itu delapan kecamatan. Dan hari ini Kota Bekasi lumpuh, sampai di jalan utama, termasuk kantor pemerintahan, itu sudah mulai masuk air, keluar, karena kemudian juga limpasannya sungguh luar biasa," kata Tri dalam rapat koordinasi pengendalian banjir Jabodetabek secara daring, Selasa (4/3).
Mendengar pernyataan itu, Kepala BNPB Mayjen Suharyanto mengatakan pihaknya akan segera menindaklanjuti segala dampak yang dihasilkan bencana tersebut.
Terutama, kata dia, melakukan evakuasi terhadap para warga yang diharuskan mengungsi ke tempat lebih aman.
"Yang pertama evakuasi penyelamatan masyarakat ini betul-betul harus dilaksanakan hari ini harus semakin baik," ujar dia.
Di sisi lain, Suharyanto menjelaskan BNPB telah berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta terkait pemberian logistik bagi warga Jakarta terdampak banjir.
Ia memastikan BNPB dan Pemprov Jakarta akan menyediakan kebutuhan konsumsi sahur dan berbuka bagi warga Jakarta terdampak banjir.
Banjir juga mengepung sejumlah wilayah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, hingga Bekasi (Jabodetabek) pada Selasa (4/3).
BPBD DKI Jakarta melaporkan banjir melanda dua area kota administrasi yakni Jakarta Selatan dan Jakarta Timur dengan tinggi muka air mencapai 300 cm. Sebanyak 323 unit rumah dan 1.251 jiwa terdampak kejadian ini.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Lukmansyah telah menyerahkan bantuan logistik berupa 200 lembar matras, 100 lembar terpal, 200 paket sembako, 100 paket makanan siap saji dan seperangkat hygiene kit.
Berdasarkan pemantauan visual di lapangan, banjir belum surut di beberapa kelurahan terdampak, seperti Kelurahan Pejaten Timur, Kelurahan Kampung Melayu, Kelurahan Cawang, hingga Kelurahan Cilandak Timur.
Kemudian sebanyak 140 unit rumah di Kota Bekasi dan 15 unit rumah di Kabupaten Bekasi terendam banjir dengan tinggi muka air sekitar 150 sampai 200 cm.
BPBD Kota Bekasi mencatat sebanyak tujuh kecamatan terdampak banjir, antara lain Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede dan Rawalumbu.
Sedangkan di Kabupaten Bekasi, hujan disertai kiriman air dari sungai di bagian hulu menyebabkan banjir di enam kecamatan, yaitu Kecamatan Cibarusah, Serang Baru, Setu, Cikarang Utara, Cibitung dan Tambun Utara.
Selanjutnya, BPBD Kabupaten Tangerang melaporkan sebanyak 350 unit rumah terdampak banjir di Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Banten. Banjir terjadi karena Sungai Cimanceuri meluap yang dipicu oleh hujan lebat pada Minggu (2/3).
BPBD Kabupaten Tangerang melakukan pendataan dan evakuasi warga terdampak. Berdasarkan laporan per Selasa (4/3), banjir berangsur surut.
Selain itu banjir juga merendam 15 titik di sejumlah kecamatan di Kota Depok, Jawa Barat pada Selasa (4/3) hari ini.
"Terjadi banjir di beberapa titik lokasi di Kota Depok," kata Kabid Penanggulangan Bencana Dinas Damkar Kota Depok Denny Romulo kepada wartawan.
Denny menuturkan saat ini pihaknya masih melakukan pendataan jumlah warga yang terdampak bencana banjir. Berikut daftar wilayah yang terendam banjir di Kota Depok, yakni Jalan Kampung Kapling, Kecamatan Pancoran Mas, Jalan Utan Jaya Citayam, hingga Perum Sukmajaya Permata.
Sementara itu, BPBD Kabupaten Bogor melaporkan hari ini masyarakat setempat membersihkan material lumpur pascabanjir. Sebanyak 346 warga masih bertahan di lokasi pengungsian di Majelis Taklim Miftahul Ghina Al Idris dan rumah di RT 03/01.
Tercatat sebanyak 204 unit rumah terdampak, 24 unit rumah rusak ringan, satu unit rumah rusak sedang, 16 unit rumah rusak berat, satu unit jembatan putus dan satu unit fasilitas pendidikan terdampak.
Sebelumnya, pada Senin (3/3), Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto telah meninjau langsung ke Kecamatan Cisarua dan memberikan bantuan logistik kepada warga terdampak.
Suharyanto menegaskan pemerintah pusat melalui BNPB memastikan keselamatan masyarakat menjadi hal yang utama dan mempersiapkan rencana relokasi tempat tinggal yang lebih aman.
Terjebak Di Rumah
Kecamatan Jatiasih menjadi wilayah terdampak banjir terparah di Kota Bekasi, Jawa Barat. Dengan ketinggian air mencapai tiga meter dan lebih dari 10.000 kepala keluarga menjadi korban.
"Banjir akibat air kiriman dari Kabupaten Bogor sejak Senin malam," kata Camat Jatiasih Ashari di Bekasi, Selasa (4/3).
Ia mengatakan, sedikitnya 10 ribu kepala keluarga (KK) menjadi korban banjir kali ini dengan sebaran wilayah terdampak mencakup warga yang tinggal di perumahan Pondok Gede Permai (PGP), Vila Jatirasa, Pondok Mitra Lestari dan Perumahan Kemang Ifi.
"Ada 11 (lingkungan) RW, dengan posisi mungkin di atas 10 ribu KK yang terdampak banjir," katanya.
Ashari juga menyebutkan, ketinggian air di wilayah Kecamatan Jatiasih mencapai tiga meter lebih. Bahkan, warga harus berada di lantai dua rumah agar terhindar dari genangan sambil menunggu tim evakuasi datang.
"Di Kemang IfI di atas semeter. Tapi untuk PGP, Villa Jatirasa dan Pondok Mitra Lestari itu ketinggian rata-rata di atas tiga meter," katanya.
Salah satu petugas gabungan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengaku kesulitan melakukan evakuasi masyarakat terdampak banjir mengingat muka air yang sudah setinggi kabel menghambat laju perahu karet.
"Susah, untuk bagian dalam susah. Soalnya perahu menyangkut di kabel-kabel," ucapnya.
Namun sejumlah warga Perumahan PGP akhirnya berhasil dievakuasi tim gabungan menggunakan enam perahu karet dengan prioritas balita dan warga lanjut usia.
"Tapi sudah ada juga yang berhasil kami evakuasi. Sejauh ini belasan warga sudah kami pindahkan ke lokasi aman," kata dia.