Rabu,  27 November 2024

8 Orang Ditangkap

Kawasan Tanah Abang Masih Jadi Sasaran Pungli

NS/RN
Kawasan Tanah Abang Masih Jadi Sasaran Pungli
TanahAbang,Pungli,Polisi

RADAR NONSTOP - Pungutan liar atau pungli sulit diberantas. Ibarat penyakit kanker, pungli terus tumbuh walaupun sudah ditangkapi.

Polsek Tanah Abang menangkap 8 orang yang diduga melakukan pungli di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Para pelaku ditangkap di Thamrin City, Jalan Kebon Kacang Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (14/2).

Pelaku inisial MEP dengan barang bukti 6 lembar karcis parkir mobil dan uang tunai Rp 20 ribu. Inisial A dengan barang bukti 7 lembar karcis parkir mobil dan uang tunai Rp 10 ribu serta pelaku inisial FA dengan barang bukti 3 lembar karcis parkir mobil dan uang tunai Rp 20 ribu.

BERITA TERKAIT :
Urus Sartifikat, Pengembang Ngaku Sudah Kena Pungli Jadinya Lama 
PKL Puncak Digusur, Pedagang: Bachril Bakri Musuh Rakyat Kecil 

Lokasi penangkapan kedua yaitu di depan Masjid Al Makmur, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Ada 5 orang pelaku yang diamakan di lokasi kedua ini.

Pelaku inisial OS dengan barang bukti satu lembar karcis parkir mobil dan uang tunai Rp 32 ribu, pelaku berinisial DA dengan barang bukti uang tunai Rp 92 ribu. Lalu, inisial R dengan barang bukti uang tunai Rp 22 ribu, inisial ES dengan barang bukti uang Rp 41 ribu dan inisial MI dengan barang bukti uang Rp 34 ribu.

Ketua Ombudsman DKI Jakarta, Teguh Nugroho sebelumnya mengungkapkan, praktik pungli di kawasan pasar Tanah Abang mencapai nilai Rp 30.000 hingga Rp 50.000 per hari dari para pedagang kaki lima (PKL).

Namun, Teguh menjelaskan data tersebut terhitung saat belum dialokasikannya para pedagang ke tempat yang telah disediakan oleh Pemprov DKI Jakarta. Seperti blok F, G serta Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) yang baru beroperasi pada Desember 2018 lalu.

Teguh menduga, bahwa PKL yang berada di Jalan Jatibaru, Tanah Abang merupakan pedagang-pedagang baru yang bermunculan. Para preman kemudian membantu dan mengklaim pedagang yang tidak dapat lapak di blok-blok yang telah ditentukan oleh Pemprov DKI Jakarta.

"500x50 ribu orang saja sudah 25 juta perhari loh. Lumayan banget. Makanya kami menduga mereka melakukan konsolidasi lagi dengan menempatkan para PKL baru yang mengklaim sebagai PKL yang tidak terangkut ke JPM dan blok F," jelas Teguh.