RADAR NONSTOP - Para wakil rakyat di Kebon Sirih aneh bin ajaib. Mereka ternyata tidak sepakat dengan sikap Anies Baswedan yang akan menjual saham bir.
Diketahui, minuman beralkohol itu akan dilepas Pemprov DKI Jakarta. "Mungkin itu si dewan yang katanya wakil rakyat senang kali warga DKI pada teler," ungkap Sanim (40) warga Tanjung Priok, Jakut saat ditemui radar nonstop, Selasa (5/3).
Harusnya kata bapak dua anak itu, DPRD tidak berego tinggi. "Buat apa bir. Apa mereka senang anak muda kita ini penerus mabok," sindirnya.
BERITA TERKAIT :DPRD Tangsel Tancap Gas, Kebut 12 Raperda Di 2025
PPP DKI Aja Ambruk, RIDO Bisa Kena Prank Sandiaga Uno?
Hal senada diucapkan Adhina P. Emak dua anak ini mengaku, siap tidak akan mencoblos para anggota DPRD yang sekarang duduk di Kebon Sirih.
"Saya tak akan coblos calon incumbent. Buat apa lha mereka pro pemabok," tudingnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan akan melaporkan kepada masyarakat jika proses penjualan saham Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) produsen bir, PT Delta Djakarta Tbk (DLTA), tidak kunjung dilaksanakan lantaran belum disetujui oleh DPRD DKI Jakarta.
Diketahui, Anies telah menyurati DPRD soal penjualan tersebut sejak Mei tahun lalu.
"Ya kita coba terus. Kita berniat melaporkan itu. Kita laporkan kepada rakyat Jakarta bahwa wakil-wakil Anda ingin tetap memiliki saham bir biar nanti warganya juga yang ikut menyampaikan aspirasi," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta, Selasa (5/3).
Ia pun mengatakan pihaknya hanya menjalankan apa yang menjadi aspirasi rakyat dan apa yang dinilai sesuai dengan persetujuan wakil rakyatnya.
Menanggapi hal tersebut, Anies menilai anggota DPRD DKI yang tidak kunjung membahas persoalan itu masih ingin memiliki saham dari perusahaan bir tersebut.
"Ini Dewan, Anda ingin punya saham bir terus, ingin punya untung dari uang bir," ucapnya.
Anies juga menilai terget penjualan saham yang selalu molor merupakan risiko dari praktik politik yang disebabkan adanya sejumlah kepentingan sehingga pembahasan di DPRD tidak kunjung dilakukan.
Selain pembahasan yang tidak kunjung dilakukan, Anies juga menyayangkan kepemilikan saham yang dilakukan sejak 1970 tersebut menjadi tidak bermanfaat bagi masyarakat.
"Nambahnya cuma segitu-segitu juga uangnya. Dana itu jauh lebih bermanfaat bila kita gunakan untuk pembangunan bagi masyarakat kita. Apalagi dengan ukuran APBD kita sekarang, itu menjadi kecil sekali dari situ," jelasnya.
Sementara itu, kemarin (4/3), Kepala (Plt) Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BP BUMD) Riyadi menjelaskan wacana penjualan saham PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) oleh Pemprov DKI masih dalam pembahasan dan kajian internal. Meski masih dikaji, Riyadi menolak membeberkan sejauh apa kajian tersebut dilakukan.
Riyadi berdalih, ini lantaran Delta merupakan perusahaan terbuka yang kajiannya berkaitan dengan mekanisme pasar modal. Mekanisme ini, lanjutnya, tidak bisa dibeberkan ke publik.
Seperti diketahui, dalam kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 lalu, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno berjanji menjual saham Delta Djakarta milik Pemprov DKI Jakarta jika terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.
Anies sendiri pernah mengatakan bahwa target selesainya proses kajian untuk pelepasan saham perusahaan bir tersebut bakal rampung pada Maret 2019.
"Prosesnya masih kajian, mudah mudahan Maret sudah selesai," kata Anies di Gedung Bank Indonesia, Rabu (2/1).
Sejauh ini, DPRD DKI belum menanggapi soal tudingan Anies mengenai penjualan saham perusahaan bir ini.
Kabar yang beredar fraksi yang secara terbuka menolak penjualan saham adalah PDIP dan Nasdem.