Kamis,  28 November 2024

Hasil Survei, Prabowo-Sandi 58,3 Persen Dan Jokowi 40,03

NS/RN
Hasil Survei, Prabowo-Sandi 58,3 Persen Dan Jokowi 40,03
Gaya Prabowo-Sandi milenial yang viral.

RADAR NONSTOP - Lembaga survei Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) menunjukan data mengejutkan. Elektabilitas Prabowo-Sandi naik. 

Bahkan, pasangan 02 mampu menumbangkan Jokowi-Amin. Survei ini dilakukan untuk menilai sejauh mana penampilan dalam debat berpengaruh terhadap elektabilitas Jokowi maupun Prabowo dibandingkan sebelumnya.

Dalam survei yang digelar sejak Minggu 31 Maret sampai 2 April 2019 itu, elektabilitas Jokowi hanya mendapat 40,03 persen.

BERITA TERKAIT :
Jokowi, Redup Di Jakarta Dan Bersinar Ke Jateng Hingga Ocehan Ara Yang Ngaco  
Eks Watimpres Sidarto, Dekat Dengan Jokowi Tapi Kecewa Ke Mulyono 

Sementara itu, elektabilitas Prabowo mencapai 58,23 persen. Survei NCID juga melibatkan 632 responden yang mewakili 34 provinsi di Indonesia.

Sampel tersebut dipilih secara acak bertingkat. Adapun metode pengumpulan data melalui wawancara tatap muka disertai kuesioner dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 3,9 persen.

"Prabowo unggul pada debat keempat karena secara umum menguasai tema debat, terlebih dalam tema pertahanan dan keamanan serta wawasan global," kata Direktur Eksekutif NCID Jajat Nurjaman, Sabtu (6/4).
Selain itu, imbuh Jajat, Prabowo unggul karena efek kampanye terbuka yang selalu berhasil menarik banyak elemen masyarakat untuk ikut berpartisipasi.

Menurut dia, ketegasan dan kelugasan Prabowo dalam menyampaikan gagasan dan pesan dalam debat juga mendongkrak elektabilitasnya.

“Kemudian juga mulai mengambil posisi ofensif, seolah menjadi pendorong bagi pemilih yang selama ini belum menentukan sikap," terang Jajat.

Jajat melanjutkan, performa Prabowo menyebabkan responden yang sebelum debat keempat belum menentukan pilihan mulai memutuskan untuk mendukung capres nomor urut 02 itu.

Bahkan dalam survei itu, pemilih yang belum menentukan sikap (undecided voters) atau tidak mau menjawab hanya tinggal 1,74 persen.

“Debat terakhir dipandang membuka mata sosok pemimpin mana yang orientasinya kepentingan nasional, memiliki pemahaman dan mampu memberikan rasa aman bagi masyarakat, serta memiliki kemampuan untuk mempertahankan bangsa dan negara," kata Jajat.