RADAR NONSTOP - Situasi panas pasca 22 Mei masih terjadi. Banyak pihak menyarankan agar Jokowi dan Prabowo bertemu lalu berpelukan.
Pertemuan itu tentunya bisa meredam emosi dan suhu politik yang panas. Pasca aksi 21 dan 22 Mei, saran agar Jokowi dan Prabowo segera bertemu terus digaungkan.
Ma'ruf Amin mengaku pihaknya masih menegosiasikan realisasi pertemuan itu dengan pihak Prabowo-Sandi.
BERITA TERKAIT :Jokowi, Redup Di Jakarta Dan Bersinar Ke Jateng Hingga Ocehan Ara Yang Ngaco
Eks Watimpres Sidarto, Dekat Dengan Jokowi Tapi Kecewa Ke Mulyono
"Sudah ada, sudah ada. Negosiasi sudah ada. Itu kan sudah Pak Jokowi, sudah," kata Ma'ruf kepada wartawan usai Peringatan Nuzulul Qur'an dan Doa Bersama untuk Keselamatan Bangsa di Kantor PBNU, Jl Kramat Raya, Nomor 164, Kenari, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019) malam.
Mesi masih dalam tahap negosiasi, bukan berarti Jokowi-Ma'ruf belum mempersiapkan diri untuk bertemu Prabowo-Sandi. Bahkan saat ini pihaknya tengah mencari momen emas untuk pertemuan dengan Prabowo-Sandi.
"Ya kita siap memang bertemu. Tentu lagi diolah, dicari kapan waktu yang tepat," kata Ma'ruf.
Badan Pemenangan Nasional (BPN) mempersilakan jika Jokowi ingin mengunjungi kediaman Prabowo. Tapi, ada syarat dalam pertemuan itu, yakni pertemuan tidak beragendakan lain selain silaturahmi.
"Selama itu tidak dalam bingkai sekadar kompromi terkait fakta kecurangan atau sekadar membangun persepsi politik. Yang dihindarkan adalah persepsi politik dan gorengan politik. Pak Prabowo itu poinnya tidak ingin lobi-lobi politik, apalagi bagi-bagi jabatan," kata Koordinator Jubir BPN Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (23/5).