RADAR NONSTOP - Entah siapa yang menyebar tapi gerakan Aceh akan pisah dengan Indonesia bikin heboh. Referendum Aceh berkobar atas pernyataan eks Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Muzakir Manaf alias Mualem.
Kata dia, Aceh ingin referendum menjadi perbincangan hangat oleh banyak orang baru-baru ini.
Pernyataan itu disampaikan Mualem dalam sambutan buka puasa bersama sekaligus peringatan ke-9 tahun (3 Juni 2010-3 Juni 2019), wafatnya Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Tgk Muhammad Hasan Ditiro di Banda Aceh, Senin 27 Mei 2019 malam.
BERITA TERKAIT :PON Aceh-Sumut Ditutup, KPK Kejar Pemain Anggaran Venue Dan Katering
Usai PON, Panitia Aceh-Sumut Siap-Siap Digilir Polisi Dan Diaudit BPKP
Pernyataan Mualem yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Aceh (DPA) Partai Aceh itu bukan tak beralasan.
Kata Mualem, Aceh ingin referendum karena menurutnya Indonesia dalam ambang kehancuran. Mualem ingin provinsi yang dijuluki Serambi Mekah ini bisa hidup mandiri seperti Timur Leste.
"Karena, (kita Aceh) sesuai dengan Indonesia, tercatat ada bahasa, rakyat dan daerah (wilayah). Karena itu dengan kerendahan hati, dan supaya tercium juga ke Jakarta. Hasrat rakyat dan Bangsa Aceh untuk berdiri di atas kaki sendiri," kata Mualem yang juga Wakil Gubernur Aceh periode 2012-2017.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu angkat suara.
"Ah, Muzakir enggak usahlah ngomong begitu. Nanti kalau saya ke sana bilang DOM (daerah operasi militer, red) lagi," kata Ryamizard di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Kamis (30/5).
Ryamizard memastikan tidak ada negoisasi untuk urusan keutuhan NKRI. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini menegaskan akan menjaga kedaulatan negara secara utuh dari Sabang sampai Merauke.
"Enggak boleh hilang satu jengkal pun. Akan berhadapan dengan kami," tandas dia.