RADAR NONSTOP - Minimnya perhatian dari Pemerintah Kabupaten Bekasi membuat warga gigit jari. Puluhan rumah yang tinggal di daerah pesisir pantai lenyap akibat gelombang laut atau abrasi.
Abrasi yang melumat Kampung Muarajaya RT01/RW01, Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat itu hingga kini tak ada perhatian pemerintah.
"Sudah bertahun-tahun. Banyak rumah hancur dan lenyap kena ombak," aku warga yang namanya enggan ditulis kepada wartawan, Minggu (16/6).
BERITA TERKAIT :Prabowo Minta Gerindra Kawal RIDHO, Indikasi PKS Main Curang Di Pilkada Kota Bekasi?
Pilkada Kota Bekasi Banyak Golput, KPU Dikasih Duit Rp 113 Miliar Tapi Gagal Sosialisasi
Saat ini banyak warga pindah ke kawasan Kampung Baru, Desa Pantai Mekar. "Banyak pindah. Di sini ngeri kena gelombang pasang," bebernya.
Dari pantauan wartawan, pohon bakau (mangrove) di tepi pantai juga banyak yang lenyap. Diduga pohon yang harusnya menahan abrasi tak dirawat dan dibiarkan oleh pemerintah setempat.
Warga lainnya, Firman (35) mengatakan, sekitar 10 tahun yang lalu terdapat puluhan rumah di kampungnya. Namun, rumahnya bersama sekitar 50 rumah lainnya hilang tersapu air saat terjadi abrasi. Sehingga, ia bersama warga lainnya harus pindah ke Kampung Baru di RT02/01, Desa Pantaimekar.
"Dulu di sini (Kampung Muarajaya) paling ramai, banyak nelayan dari mana-mana, motor juga bisa masuk. Tapi semua berubah setelah abrasi datang," kata Firman yang dilansir dari Antara, Minggu (16/6/2019).
Selama 10 tahun abrasi menyerang, dirinya mengaku tidak ada penanganan berarti dari pemerintah daerah. Kendati begitu, saat ini di lokasi abrasi masih ada sebagian warga yang memilih untuk tetap bertahan di rumahnya meski sudah sepi penghuni.
Camat Muaragembong, Junaefi mengatakan, sejauh ini penanganan abrasi sudah dicoba untuk dilakukan dengan cara menanam pohon bakau di tepi pantai.
Tapi, di Muaragembong kata dia, berpotensi terkena abrasi karena letaknya di pesisir. Selain di Pantaimekar, di Muarabungin dan Muarabeting juga terjadi abrasi. Rata-rata satu sampai dua RT sudah hilang.