RADAR NONSTOP - Mimpi warga Sawangan yang memiliki jalan luas dan tidak berlubang terancam pupus. Daerah yang selalu macet ini hingga kini tidak jelas kapan dilebarkan.
Bahkan, Pemkot Depok dengan alasan klasik menyebut kalau pelebaran Jalan Raya Sawangan dan Jalan Raya Muhtar dari arah Bojongsari adalah tanggung jawab pemerintah pusat dan Pemprov Jawa Barat.
Pelebaran jalan Sawangan memang sudah mendesak. apalagi akan ada pelebaran jalan yang minimal tiga kali lipat dari kondisi sekarang yang hanya memiliki lebar 16 atau 18 meter.
BERITA TERKAIT :Supian-Chandra Pimpin Kota Depok, Jago PKS Siap Menang Tapi Gak Ikhlas Kalah?
Daycare Banyak Ilegal, Depok Dari Puluhan Penitipan Anak Hanya 13 Yang Berizin
Jika tidak dilebarkan maka keberadaan empat jalan tol yang akan dibangun melintas Kota Depok seperti Jalan Tol Cijago dan Jalan Tol Desari bakal menambah kemacetan.
"Pemkot harus segera memperhatikan kondisi Sawangan. Jangan ada kesan kalau Sawangan adalah anak tiri Depok," tegas Ikravany Hilman kepada wartawan dalam siaran persnya, Minggu (7/7).
Politisi PDIP yang bakal dilantik menjadi anggota DPRD Kota Depok ini menyatakan, Sawangan bisa menjadi alternatif kota setelah Margonda.
"Pengembangan sentra ekonomi bisa ke Sawangan. Di sana sangat strategis karena akses jalan bisa ke Serpong, Ciputat hingga Bogor," ungkap Ikra, aktivis 98 dari UI ini.
Pemkot menurut Ikra jangan hanya berorentasi pembangunan citra. "Pembangunan itu harus berorentasi pada kesejahteraan rakyat. Sudah saatnya walikota bicara ke depan soal Depok," uncapnya.
Walikota Depok Muhammad Idris sebelumnya mengakui upaya pelebaran Jalan Raya Sawangan maupun Jalan Raya Muhtar sudah lama diprogram namun karena terbentur dana pembebasan yang cukup besar tentunya memerlukan waktu lama untuk pengajuan maupun bantuan ke pemerintah pusat.
Sejarah Perjuangan
Sawangan memiliki sejarah buat Depok. Dengan luas sekitar 4.671,20 KM2 dan ketinggian 138 meter di atas permukaan laut dengan topografi relatif datar, Sawangan memiliki cerita bagi kemerdekaan negeri ini.
Tugu batu hitam yang tegak berdiri di tepi Jalan Muchtar Raya adalah simbol kisah tentang perjuangan rakyat Sawangan melawan tentara Belanda.
Pada tugu tersebut tertera tulisan tentang peristiwa yang terjadi di masa perjuangan kemerdekaan 1945. Tentara NICA (Belanda) pada bulan November 1945 pernah dihancurkan oleh TKR para pemuda pejuang berserta rakyat wilayah Sawangan dalam perang kemerdekaan.
Tugu batu itu diresmikan pada 29 Desember 1979 oleh Bupati Bogor H Ayip Rughby. Kota Depok di masa peresmian tugu memang masih bergabung dan menjadi bagian dari Kabupaten Bogor.
Namun, petunjuk atau cerita rinci terkait peristiwa penghancuran tentara NICA/Belanda tersebut begitu minim. Saksi-saksi sejarah pun banyak yang telah meninggal.