Sabtu,  23 November 2024

IPW Ingatkan Kembali Pansel KPK Untuk Hindari Capim Bermasalah

Doni
IPW Ingatkan Kembali Pansel KPK Untuk Hindari Capim Bermasalah

RADAR NONSTOP-Indonesian Police Watch (IPW) mengingatkan panitia seleksi (Pansel) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menghindari figur bermasalah. Peringatan itu terus digulirkan agar pimpinan KPK kedepan tidak tersandera oleh internalnya sendiri.

Menurut Ketua Presidium IPW, Neta S Pane menilai, banyaknya figur yang mendaftar dalam seleksi capim KPK merupakan sebuah berkah untuk pansel. Tapi, kata Neta, jika pansel salah pilih dalam memilih pimpinan bakal menjadi petaka.

"Apalagi saat ini cukup banyak anggota Polri, jaksa, dan pengacara yang ikut mendaftar. Pansel harus benar benar teliti terhadap track record mereka,"terang Neta S Pane kepada Radarnonstop.co (Rakyat Merdeka Grup) Rabh, (10/7/2019).

BERITA TERKAIT :
Setyo Budiyanto Jadi Ketua KPK, Bakal Geber OTT Ke Koruptor
Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor

IPW menilai, sedikitnya ada lima hal yang patut dicermati pansel dalam menyeleksi capim KPK. Kelima kelompok ini, menurut Neta, harus dihindari masuk KPK. 

Pertama, figur yang post power syndrome harus dicegah masuk KPK. Dalam pandangan IPW capim yang post power syndrome itu merasa paling tahu dan serba tahu, terutama dalam hal pemberantasan korupsi. 

Kedua, mantan pejabat yang selalu berburu jabatan untuk eksistensi. Mereka sudah mengikuti pilkada, caleg atau posisi lainnya dan selalu gagal tapi selalu mengatakan ingin mengabdi untuk bangsa.

Ketiga, figur mantan politisi atau mantan tim sukses karena dikhawatirkan loyalitasnya akan tetap tinggi pada kelompok politik tertentu. Padahal dalam banyak kasus para politisi,  kata Neta, banyak yang kerap terjerat kasus korupsi. 

Keempat, figur pencari kerja yang seolah-olah KPK dianggap sebagai peluang lapangan kerja potensial. Figur itu disebut-sebut merupakan kategori yang tidak layak memimpin lembaga anti rasuah.

Kelima, pansel jangan terjebak katagorisasi Indonesia Barat dan Timur dalam memilih capim KPK karena Indonesia adalah satu dalam NKRI.

"Ke depan KPK membutuhkan figur pimpinan yang mampu membenahi internal KPK yang sudah terpecah, figur yang mampu menjadi teladan, figur yang tidak tebang pilih dan berani menyapu bersih semua kasus korupsi,"jelasnya.

Atas seleksi capim KPK itu, IPW berharap pansel KPK dapat melahirkan pimpinan dengan figur yang mampu membangun sinergi dengan Polri dan Kejaksaan. Alasannya, kedua lembaga itu bisa di supervisi agar tipikornya juga bisa bekerja maksimal dan tentunya KPK butuh figur yang tidak mudah distir anak buah di internalnya.

"Pansel harus mencari capim KPK yang mampu menyelesaikan sasus Novel Baswedan hingga ke pengadilan, baik kasus penyiraman air keras maupun kasus penembakan di Bengkulu. Sehingga KPK tidak terus menerus menjadi bulan-bulanan dan politisasi atas kedua kasus tersebut,"beber Neta.

Selain itu, IPW mendorong agar capim KPK harus punya target untuk mampu menyelesaikan kasus RJ Lino, kasus Sattar, kasus Syamsul Nursalim dan Itji Nursalim. Tanpa semua itu, KPK periode baru dinilai tidak akan memunculkan terobosan baru.

#IPW   #Campin   #KPK