RADAR NONSTOP - Cara berpikir Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Hidayat Nur Wahid (HNW) disebut kacau. Gelar santri lebih pas untuk Sandiaga daripada ulama.
Demikian dikatakan oleh mantan Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS, Fahri Hamzah, menanggapi pernyataan HNW yang menyebut Sandiaga Uno sebagai ulama. “Sebutan ulama untuk Sandiaga menunjukkan kekacauan cara berpikir,” ujarnya.
Fahri menjelaskan, ulama bermakna ilmuwan. Sedangkan Sandi sebagai pengusaha lebih tepat disebut pedagang. “Ilmuwan ya ilmuwan, bukan pedagang. Sandi itu pedagang, kalau dalam bahasa kampung kita itu tajir. Ya bukan ulama," kata Fahri di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (19/9).
BERITA TERKAIT :Dedi Mulyadi Sudah 71,5 Persen, Syaikhu Gak Laku Dan PKS Lagi Anjlok
RIDO Kalah Di-Survei Dengan Pram-Rano, KIM Plus Masih Mandek Akibat Janda Kaya
Wakil Ketua DPR ini menegaskan, ada parameter untuk mengategorikan seseorang sebagau ulama. Misalnya, latar belakang pendidikannya, hafal dan memahami ayat Alquran ataupun hadis, dan kesetiaan kepada ilmu. "Lah pedagang seperti Sandi disebut ulama, kan nanti jadi repot," kata Fahri.
Fahri mencontohkan dirinya yang hingga saat rajin membaca dan menulis buku tapi tidak lantas menyebut diri sebagai ulama. Sebab, pria asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu berkiprah di politik.
“Karena saya ini tekunnya berpolitik sekarang ini. Yang saya kuasai spesialisasinya politik," ungkapnya.
Fahri menambahkan, mungkin gelar santri lebih pas untuk Sandi. Kesannya, gelar ulama untuk Sandi hanya untuk mengimbangi KH Ma’ruf Amin yang kini menjadi cawapres pendamping Joko Widodo. “Jadi karena KH Ma'ruf ulama, Sandi ulama juga? Ya tidak bisa begitu, ada ketegorisasinya," pungkasnya.