Sabtu,  30 November 2024

Nasdem Jadi Oposisi

Bentuk Kekecewaan Sesaat, Belum Tentu Terjadi

RN/CR
Bentuk Kekecewaan Sesaat, Belum Tentu Terjadi
Surya Paloh -Net

RADAR NONSTOP - Sinyal Partai Nasdem akan balik arah menjadi oposisi pemerintahan Jokowi dinilai imbas dari rasa kecewa yang sangat dalam. Lantaran Partai Gerindra dan Prabowo bisa masuk begitu saja dalam koalisi.

Begitu dikatakan pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UIA), Ujang Komarudin, menilai kesiapan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, menjadi oposisi.

Menurut Komarudin, kekecewaan Surya Paloh kepada Jokowi lantaran Gerindra dan Prabowo dinilai begitu saja masuk pemerintahan tanpa ada perjuangan dalam memenangkan Jokowi - Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.

BERITA TERKAIT :
Jokowi, Redup Di Jakarta Dan Bersinar Ke Jateng Hingga Ocehan Ara Yang Ngaco  
Eks Watimpres Sidarto, Dekat Dengan Jokowi Tapi Kecewa Ke Mulyono 

Sedangkan di sisi lain Nasdem sendiri dan Surya Paloh merupakan salah satu partai yang turut memperjuangkan kemenangan Jokowi - Ma'ruf Amin.

"Pertama menandakan kekecewaan. NasDem menilai dan menimbang bahwa mereka (Gerindra dan Prabowo) tidak berdarah-darah, tidak berkeringat untuk masuk," kata Ujang kepada awak media, Selasa (22/10/2019).

Selain itu, Ujang menilai kekecewaan Surya Paloh tersebut berkaitan dengan terancamnya NasDem untuk tidak mendapatkan posisi Jaksa Agung. Sebab, Jokowi dapat dipastikan akan menempatkan kalangan profesional sebagai Jaksa Agung.

"NasDem juga diusik persoalan Jaksa Agung yang tidak akan diberikan ke NasDem lagi, Pak Jokowi ingin berikan ke profesional. Itu dua hal menurut saya paling tidak membuat NasDem kecewa dan marah sehingga berpikir berkeinginan ingin menjadi oposisi. Walaupun, belum tentu," ujarnya.

Sebagaiman diketahui, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menilai peluang Partai Gerindra bergabung ke dalam pemerintahan Jokowi akan semakin membuat koalisi pemerintah semakin gemuk. 

Menurutnya, jika tidak ada oposisi maka pemerintahan Jokowi pun bisa berpeluang ke arah sistem otoritarian.

"Tidak baik kalau tidak ada check and balances, tak lagi oposisi, demokrasi selesai. Negara cenderung akan otoriter dan monarki," kata Surya Paloh usai pelantikan Jokowi - Ma'ruf Amin, Minggu (20/10).

Bahkan, Surya Paloh pun menyampaikan, jika nantinya tidak ada lagi partai penyeimbang, NasDem tak masalah untuk keluar dari koalisi pemerintahan Jokowi-Maruf. “Kalau tidak ada yang mau jadi oposisi, Nasdem saja jadi oposisi," pungkasnya.