RADAR NONSTOP- Anggota DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Aboebakar Alhabsyi berharap generasi muda Indonesia saat ini bisa menjawab tantangan sesuai dengan perkembangan zaman terutama era revolusi industri 4.0.
“Oleh karenanya, hal ini harus benar-benar dipersiapkan sejak dini, sehingga para pemuda kita akan mampu bertahan di persaingan global,” ujarnya di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/10/18), menyikapi Hari Sumpah Pemuda yang Ke-91.
Tak hanya itu, Ketua Mahakamah Dewan Kehormatan DPR ini mengatakan, tantangan lain yang dihadapi oleh generasi muda Indonesia yaitu era disrupsi. Di era ini, segala sesuatu sudah diatur dengan bantuan sistem otomasi, kecerdasan buatan, maupun konsep internet of things.
BERITA TERKAIT :Dedi Mulyadi Sudah 71,5 Persen, Syaikhu Gak Laku Dan PKS Lagi Anjlok
DPRD Tangsel Tancap Gas, Kebut 12 Raperda Di 2025
“Diperkirakan akan ada lima juta pekerjaan yang hilang akibat munculnya inovasi di bidang teknologi. Oleh karena itu, jangan heran jika dalam waktu dekat, saingan terdekat dari para pemuda itu bukan lagi tenaga kerja lulusan universitas ternama, melainkan keberadaan teknologi terapan termutakhir,” urainya.
Tantangan selanjutnya yaitu bonus demografi yang akan dialami oleh Indonesia mulai tahun 2020. Dimana ditandai dengan jumlah penduduk usia produktif di rentang 15-64 tahun yang lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia non produktif.
Artinya, sambung dia, para pemuda iInfonesia akan mengalami persaingan yang cukup ketat di dalam negeri. Karena banyak usia produktif yang akan menjadi pesaing mereka sejak tahun depan.
Tantangan berikutnya, ungkap Wakil rakyat dapil Kalsel 1 ini yakni banyaknya generasi muda yang senantiasa penuh dengan ide-ide segar. Ini artinya, sesama para pemuda akan adu gagasan dalam pengembangan bisnis.
“Oleh karenanya, kita harus selalu mendorong munculnya berbagai ide kreatif dan berinovasi, agar gagasan segar dapat senantiasa lahir dan bertumbuh,” terangnya.
Masih kata pria yang akrab disapa Habib ini, hadirnya berbagai tantangan tersebut, harus disertai dengan beregang teguh pada Pancasila terutama Sila Pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
“Apapun yang terjadi, seberat apapun tantangan yang ada, kita harus menyandarkan seluruh usaha yang dilakukan dalam kerangka keimanan. Hal ini diperlukan untuk mereduksi tingkat stress ataupun munculnya sikap prustasi,” pungkasnya.