Jumat,  22 November 2024

Cerita Arus Bawah (1-Bersambung)

Dinilai Sebelah Mata, Nasib Taksi Online Sama Seperti Ojol

NS/RN
Dinilai Sebelah Mata, Nasib Taksi Online Sama Seperti Ojol
Ilustrasi

RADAR NONSTOP - Sama seperti ojol, para driver taksi online juga sering diperlakukan sebelah mata oleh para konsumen. Bak juragan, si penumpang sering kali berlaku tak sopan. 

Yanto, driver taksi online mengaku pernah mendapat penumpang yang berlagak layaknya bos. "Pas naik angkat kaki. Mintanya diantar sampai lobi mal, mending kalau ngasih tips," keluhnya saat ditemui saat mangkal di kawasan Fatmawati, Jaksel, Selasa (24/12). 

"Mereka karyawan kantoran pakaian rapi dan naik empat orang. Mana merokok dan tarifnya cuma 5 ribu karena diskon," ucap bapak satu anak ini. 

BERITA TERKAIT :
ERP Batal, Ojol DKI: Jalan Berbayar Sedot Darah Orang Miskin
Aturan Masih Dibahas, Driver Taksi Online Tanya Apakah ERP Solusi Macet Jakarta?

Yanto membandingkan jika naik taksi online bayar 5 ribu lalu naik berempat sama saja per orang Rp 1.200. "Lha naik odong-odong aja per orang Rp 2 ribu tapi kita sopan. Ini kok naik mobil gak sopan, padahal kita jemput di lobi kantor lalu diantar sampai lobi mal," ungkapnya. 

Tapi bagi Yanto mendapatkan penumpang bergaya juragan adalah cobaan. "Itu cobaan lah. Resiko orang kere," ucapnya sambil tertawa. 

Begitu juga dengan Dede. Dia pernah mengantar penumpang yang menunggu temannya hampir satu jam. "Kan rugi, kalau taksi kena argo. Kalau online kan gak kena, saya mau marah takut dilapor nanti bisa kena suspent (putus mitra)," terangnya. 

Satu jam menunggu kata Dede sang teman datang. "Pas turun boro-boro kasih uang tips. Nutup pintunya di banting lagi, saya hanya bisa ngelus dada," sindirnya.