RADAR NONSTOP - Gilang Esa Mohamad, Ketua DPC Banteng Muda Indonesia (BMI) Kota Bekasi mengungkapkan, dengan adanya desakan dari masyarakat pihaknya memberikan bantuan air bersih.
"Sekarang ini kan kita memasuki pasca banjir, masyarakat resah karena kekurangan pasokan air bersih. Nah kami berinisiatif untuk menyewa mobil tangki air bersih untuk menyemprot lumpur-lumpur yang ada di pemukiman rumah warga. Yang sekarang lagi dikerjakan di Perumahan Duren Jaya RW 012 Bekasi Timur," papar Gilang kepada radarnonstop.co (Rakyat Merdeka Group), Sabtu (4/1).
Jadi di situ, lanjut Gilang, BMI bergotong royong dengan para warga membersihkan rumah-rumah warga dengan mobil tangki air bersih.
"Ini adalah wujud dari hadirnya BMI. BMI Kerja, BMI hadir menjadi slogan yang selalu kami gaungkan. Resolusi kami di tahun 2020 ini bagaimana BMI ini bisa membumi di Kota Bekasi supaya bisa terus berbuat untuk masyarakat. Ini bukti nyata, bahwa kita dengan keterbatasan dari Pemerintah," ujar Gilang yang lahir pada 14 November 1995 silam.
Bagaimanapun, lanjut Gilang, inisiatif ini kan sesuatu yang baru, karena dirinya sudah berkomunikasi dengan Pemadam Kebakaran, PDAM semua waiting list, tarik-tarikan.
"Oleh karena itu, inisiatif ini kami bentuk atas kesadaran dan juga kepedulian yang begitu besar dari kami. Ini bukti dari gotong-royong. Karena desakan dari masyarakat baru kemarin, baru hari ini kegiatan ini kami lakukan. Air sudah surut, warga banyak teriak air bersih, air bersih dan juga makanan. Untuk makanan, sejak 1 Januari kita juga pasok untuk makanan dan obat-obatan," terang Gilang.
Melalui kader-kader BMI yang ada di 12 Kecamatan, kata Gilang, terus bergerak dan dirinya selaku Ketua selalu bergerak hampir 24 jam.
"Harapan saya bencana banjir ini menjadi catatan yang kelam di tahun 2020. Karena, kita adalah Kota Metropolitan, sudah seharusnya Pemerintah Kota Bekasi gak usah menyalahkan siapa-siapa. Menurut saya Pemerintah Kota Bekasi sendiri dalam tanggap darurat bencana agak lambat. Saya juga berharap tentang Tata Kelola Pembangunan harus tertata dan Dampak Lingkungan harus terjaga. Karena dalam Tata Kelola menurut saya ada yang menyalahi aturan, contoh di Jalan Hasibuan ada pengungsi ke hotel yang belum jadi, ternyata itu izinnya dicabut. Saya lihat rumah-rumah yang ada di sekitar hotel itu pada banjir," ungkap Gilang.
Menurutnya, itu suatu kelalaian yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bekasi yang izin mendirikan bangunan tidak memikirkan andalnya, Dampak Lingkungan, Ruang Terbuka Hijau.
"Jadi menurut saya ini akumulasi dari kesalahan Tata Kota yang akhirnya salah satu dampak penyebab banjir yang terjadi di hampir 12 Kecamatan dan semoga hal ini dapat dibenahi," imbuhnya.
Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi: PAD Harus Capai Target
Anggota DPRD Kota Bekasi Dorong Infrastruktur Berkelanjutan