RADAR NONSTOP - Konsistensi Pemprov DKI Jakarta yang terus update data kasus virus corona (Covid -19) patut diberikan acungan jempol. Tercatat ada 524 kasus positif corona per hari Jumat (27/3/2020).
Pantauan radarnonstop.co dari situs informasi Corona milik Pemprov DKI Jakarta, corona.jakarta.go.id, sebanyak 31 pasien dinyatakan sembuh dan 51 orang meninggal dunia. Data dihimpun per pukul 08.00 WIB, Jumat (27/3/2020).
"Dirawat 320, sembuh 31, meninggal 51, isolasi mandiri 122," tulis Pemprov DKI Jakarta dalam situs tersebut.
BERITA TERKAIT :DPRD Tangsel Tancap Gas, Kebut 12 Raperda Di 2025
PPP DKI Aja Ambruk, RIDO Bisa Kena Prank Sandiaga Uno?
Jumlah tersebut meningkat dibanding pada data sebelumnya. Pada Kamis (26/3), pukul 18.00 WIB, tercatat ada 515 kasus. Sebanyak 29 pasien di antaranya dinyatakan sembuh dan 49 orang meninggal dunia.
Pangdam Jaya Mayjen Eko Margiyono menyampaikan hasil simulasi dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) DKI Jakarta. Eko mengatakan skenario terburuk kasus positif Corona bisa mencapai 8.000 orang.
"Dari hasil simulasi Forkompimda DKI karena daerah Jakarta paling banyak terpapar virus ini skenario terburuk adalah bisa mencapai 6.000 sampai 8.000 orang positif," ujar dia dalam konferensi pers yang disiarkan akun YouTube BNPB, Kamis (26/4/2020).
Kondisi ini tentu sangat merisaukan dan semoga saja tidak terjadi. Namun, meski demikian, tentunya harus ada skenario bila itu betul - betul terjadi. Minimal, Pemprov DKI Jakarta harus mempersiapkan tempat buat pasien virus corona, baik itu suspect maupun yang positif.
Teranyar soal virus corona adalah kasus jamaah sebuah masjid di Kelurahan Maphar Taman Sari, Jakarta Barat. Tiga dari ratusan jamaah dan warga sekitar dikabarkan positif terinfeksi Covid -19.
Temuan yang tak terduga ini tentu saja sangat mengejutkan aparat dan warga sekitar. Mungkin karena gagap dan kaget dengan temuan ini, aparat pun sebisanya
memberlakukan karantina bagi jamaah di mesjid tersebut. Sedangkan tiga orang suspect virus Corona dibawa ke Wisma Atlet Kemayoran untuk diisolasi.
"Karena dari hasil tes kemarin, ada tiga jamaah yang suspect, maka sekarang jamaah yang ada disana kita isolasi selama 14 hari," kata Camat Taman Sari, Risan Mustar, kepada media, Jumat (27/3/2020).
Nah, yang membuat miris adalah Suku Dinas Sosial Jakarta Barat. Tanpa tedeng aling - aling surat permohonan bantuan logistik untuk makan minum jamaah yang sedang dikarantina di mesjid tersebut yang diduga kuat diterbitkan Sudin Sosial Jakarta Barat, tersebar luas bahkan jadi viral. Seolah ingin menampar wajah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang memiliki APBD Rp87,95 triliun.
Prihatin dengan kondisi ini, Ketua Umum Rekan Indonesia, Agung Nugroho menyarakan, agar Pemprov DKI Jakarta secepatnya mencarikan solusi, terutama untuk ruang isolasi pasien, baik itu suspect maupun positif virus corona.
“Saya sarankan agar Pemprov DKI Jakarta menyiapkan ruang paripurna DPRD DKI Jakarta beserta gedungnya sebagai tempat khusus penanganan Covid -19. Sedangkan untuk makan minum pasien bisa dialihkan dari catering dewan. Sebab, Wisma Atlet itu adalah tempat penanganan Covid -19 pemerintah pusat, bukan dikelola DKI Jakarta,” ujar Agung.
“Kalau mau buka - bukaan, sebenarnya saat ini warga DKI sudah banyak yang terpaksa isolasi mandiri, karena rumah sakit sudah penuh. Oleh karena itu, saya sarankan gedung dewan itu dibuat mirip Wisma Atlet, tapi ini dibawah kendali atau dikelola oleh Pemprov. Saya pikir dewan juga tidak akan keberatan, kan warga sudah kasih suara buat mereka saat Pileg,” tandas Agung.