RADAR NONSTOP - Ada yang berbeda dengan Letjen TNI Doni Monardo. Mantan Danjen Kopassus yang ditunjuk Jokowi sebagai Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 ini mendadak pakai seragam dinas TNI.
Lengkap dengan pangkatnya, Doni terlihat gagah. Aksi Doni ini membuat tanda tanya banyak pihak. Sebenarnya tidak terlalu aneh, karena memang Doni Monardo masih berpangkat jenderal bintang tiga aktif.
Ada sinyal yang bisa ditangkap, kalau Doni ingin menunjukan rasa ptariotisme-nya kepada publik. Ada juga yang menilai, kalau dirinya siap bertempur habis melawan Corona.
BERITA TERKAIT :Lawrence Wong Kena COVID-19, Yang MMau Liburan Ke Singapura Waspada
Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor
Diketahui, Doni biasanya hanya memakai rompi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Bahkan, sejak menjabat Sekretaris Jenderal (Sesjen) Dewan Ketahanan Nasional (Wantanas) pada 2018, Doni jarang terlihat memakai seragam militer.
Penampilan Doni, membuat para peserta rapat "Tracing dan Tracking ODP" di ruang Multimedia Graha BNPB lantai 10, yang berlangsung sekitar pukul 08.45 WIB, cukup terhenyak dengan penampilan Doni.
Suasana serupa juga muncul lagi saat Doni mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait Laporan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 lewat konferensi video pada pukul 09.30 WIB. Sejumlah pejabat eselon I BNPB bertanya-tanya dalam hati soal penampilan Doni.
Baju PDH warna hijau yang dikenakan Doni lengkap dengan pangkat dan aneka brevet di dada, termasuk brevet komando baret merah. PDH itu membalut tubuh Doni yang memang tinggi dan atletis.
Sudah pakemnya pula kalau baju dinas militer dijahit secara slimfit atau pas di badan. Tidak heran jika banyak keluarga besar BNPB dan Gugus Tugas Covid-19 yang menatap penampilan Letjen Doni pagi ini lebih lama dari biasaya.
Egy Massadiah, Tenaga Ahli BNPB yang juga anggota Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang kemudian memotret penampilan Letjen Doni pagi ini. Egy adalah kawan Doni sejak berpangkat mayor. Sudah hampir tujuh minggu ini Egy menemani Doni Monardo tidur di kantor Graha BNPB, bersama-sama sejumlah staf Gugus Tugas lain memerangi COVID-19.
“Semalam, seusai berbuka puasa, saya mendengar langsung Pak Doni memerintahkan Sersan Gagan, ajudannya, untuk menyiapkan pakaian dinas harian untuk dipakai hari ini. Jadi, ya, saya tidak kaget. Tetapi, saya tahu, kantor pasti 'geger’,” kata Egy dikutip dari beritasatu.
"Hanya sesekali saja ia mengenakan pakaian dinas upacara (PDU) saat menghadiri upacara-upacara di lingkungan militer. Misalnya, saat peringatan HUT TNI 5 Oktober 2019. Seingat saya, itulah terakhir Pak Doni memakai seragam militer,” kata Egy yang juga pegiat seni teater.
Apalagi setelah menjadi Kepala BNPB sejak 9 Januari 2019, ujarnya, hampir sehari-hari Doni mengenakan rompi khas BNPB. Apa pun bajunya, senantiasa ia balut dengan rompi BNPB yang kemudian menjadi ciri khasnya.
“Dalam hal penanganan Covid-19, beliau adalah komandan perang di lapangan. Rasanya, tidak salah jika sesekali ia berpakaian militer. Tanpa berbicara banyak, seragam itu sudah berbicara tentang karakter tegas,” ujar Egy, yang juga dikenal sebagai wartawan senior.
Egy bahkan pernah mendengar langsung ketegasan sikap Doni dalam menjalankan tugas dari Presiden Jokowi sebagai Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Intinya, ia akan bertindak tegas terhadap para penghalang dan perintang atas kerja kemanusiaan Gugus Tugas.
“Apalagi kalau ada penyimpangan, beliau sangat tegas,” kata Egy.
Egy menerka pula, ketegasan sikap Doni akan disampaikan dalam sejumlah agenda rapat yang sedia dilangsungkan hari ini, Senin (27/4/2020). Baik rapat daring malalui konferensi video maupun rapat langsung di kantor BNPB.
“Kehadiran sosok Doni Monardo sebagai Kepala Gugus Tugas dalam busana militer bisa membangun gairah patriotisme, semangat tempur prajurit Gugus Tugas dalam menjalani peperangan melawan Covid-19,” tambah Egy.
Doni dalam konferensi pers virtual mengatakan, pemerintah menargetkan masyarakat Indonesia sudah bisa kembali hidup normal pada bulan Juli mendatang.
"Juga mengajak masyarakat lebih patuh, disiplin dan aparat juga lebih tegas agar pada bulan Juni yang akan datang kita mampu menurunkan kasus COVID-19 di Indonesia, sehingga bulan Juli diharapkan kita bisa mengawali hidup normal kembali," ujar Doni, Senin (27/4).
Doni juga meminta seluruh kementerian, lembaga terkait untuk menyampaikan berbagai imbauan soal upaya pencegahan penyebaran virus corona dengan berbagai bahasa yang mudah dimengerti masyarakat.
"Imbauan-imbauan harus senantiasa disampaikan dengan bahasa yang mudah, dimengerti masyarakat, perlu gunakan bahasa daerah. Tidak mudik, cuci tangan, gunakan masker, jaga jarak," jelas Doni.