RADAR NONSTOP - Hari buruh 1 Mei menjadi duka. Ribuan bahkan jutaan buruh sudah di rumahkan.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengungkapkan bahwa saat ini telah terjadi peningkatan jumlah pekerja yang dirumahkan dan kena PHK. Kini jumlah pekerja/buruh/tenaga kerja yang dirumahkan dan kena PHK naik menjadi sekitar 1,7 juta orang.
Maulana, karyawan di kawasan Thamrin, Jakpus mengaku, dirinya di rumahkan oleh perusahaan dan tanpa mendapat gaji. "Saya ini perantau, mau pulang kampung gak bisa, bertahan di Jakarta harus bayar kontrakan," ungkapnya kepada wartawan, Jumat (1/5) malam.
BERITA TERKAIT :KFC Jebol Rp 557 Miliar Dan PHK Ribuan Karyawan, Apakah Dampak Boikot?
Wamenaker Datangi Pabrik Sritex, Aktivis 98 Kalau Kerja Gercep
Maulana berharap, ada mekanisme jelas soal penanganan bagi nasib para buruh dan karyawan yang di rumahkan. "Kita butuh makan, dan cicilan motor jalan terus," keluhnya.
Sementara, hari buruh internasional (May Day) kali ini, serikat buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), dan Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) memberikan maklumat.
Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, peringatan May Day kali ini, KSPI melalui kampanye di media sosialnya menyuarakan 3 isu utama yakni terkait tolak Omnibus Law, Stop PHK, dan Liburkan Buruh dengan tetap digaji dan THR penuh.