Jumat,  22 November 2024

Alhamdulillah, 94,5 Persen Umat Islam Pilih Ibadah Di Rumah 

NS/RN/NET
Alhamdulillah, 94,5 Persen Umat Islam Pilih Ibadah Di Rumah 
Ilustrasi sholat di rumah.

RADAR NONSTOP - Seruan pemerintah, MUI dan para ulama ternyata dipatuhi oleh umat Islam. Terbukti, selama Ramadhan ini, mereka menggelar sholat di rumah masing-masing. 

Dari hasil survei, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyebutkan 94,5 persen dari 669 responden telah menjalani ibadah dari rumah sesuai dengan anjuran pemerintah.

Survei bertema 'Survei Kepatuhan Masyarakat untuk Beribadah di Rumah selama Bulan Ramadhan 1441 H untuk Menanggulangi Wabah COVID-19' dilakukan melalui Google Form sejak 29 April hingga 4 Mei 2020.

BERITA TERKAIT :
Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor
Masjid Bersejarah Lebanon Berusia 100 Tahun Hancur Dibom Israel 

"(Sebanyak) 94,5 persen memilih ibadah di rumah. Ini menurut saya menarik. Jadi paling besar orang ibadah di rumah. Ini yang saya bilang kepatuhan besar ini mobilitas kita," kata Komisioner Bagian Pengkajian dan Penelitian Komnas HAM Choirul Anam saat Konferensi Pers Daring Komnas HAM, Jumat (8/5/2020).

Survei ini kata dia, untuk melihat dua aspek. Pertama bagaimana kita lihat penyelenggaraan ibadah. "Sama menjawab kenapa kok spesifik untuk umat Islam, karena momentumnya Ramadhan. Karena ini tidak hanya soal ritual, banyak orang yang kumpul dan sebagainya. Karena konteksnya Ramadhan, kita memotretnya lebih banyak ke umat muslim," jelas Choirul.

Choirul menyampaikan ada dua alasan responden memilih ibadah dari rumah. Selain akrena imbauan pemerintah, mereka sudah memiliki kesadaran sendiri perihal mengantisipasi penularan virus Corona.

"Ada beberapa catatan menarik. Pertama kepatuhan terhadap ibadah di rumah jauh lebih tinggi daripada tidak patuh. Salah satunya disadari dengan kesadaran dirinya. Orang beribadah kecenderungannya patuh terhadap kesehatan dan anjuran pemerintah," ujar dia.

Choirul meneruskan, ada 5,5 persen responden yang menyatakan tetap beribadah di masjid. Alasannya, masyarakat tersebut lebih khusyuk beribadah bila di dalam masjid.

"Kedua ada juga yang masih ada orang melaksanakan ibadah di tempat ibadah. Pertanyaan itu kita berikan untuk lihat apakah polanya patuh di tempat ibadah atau tempat lingkungannya. Jumlahnya ada, tidak terlalu besar," ungkapnya.