Jumat,  29 March 2024

Takut Dirawat, Ibu Positif Corona Kabur Ke Dukun 

NS/RN
Takut Dirawat, Ibu Positif Corona Kabur Ke Dukun 
Ade Yasin

RADAR NONSTOP - Ada-ada saja. Seorang ibu yang dinyatakan positif Corona tidak mau dirawat. 

Ibu inisial E (42) warga Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat itu terkonfirmasi positif virus Corona dari hasil rapid test pada Kamis (7/5). Pihak RS pun langsung menyarankan agar E dirawat.

Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan, pasien yang berobat ke dukun itu adalah seorang ibu asal Jonggol. Ibu ini, kata Ade, kabur setelah pihak rumah sakit memintanya agar dirawat.

BERITA TERKAIT :
Geledah Rumah Terduga Dukun Santet, Polisi Tak Temukan Kemenyan Atau Keris, Eh Ketemunya Malah Senpi dan Granat
Digempur Di Dapil, Caleg Kere: Duit Lawan Duit Kalah, Kita Lawan Aja Dengan Dukun

"Ini bukannya patuh terhadap anjuran dari dokter malah kabur menuju ke rumah dukun," lanjutnya.

Ade pun mengatakan pasien ini telah dijemput tim medis. Ibu yang positif COVID-19 ini telah dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan setelah menginap selama 2 hari di rumah dukun.

"Sekarang sudah kita isolasikan di rumah sakit. Dan ini terjadi di wilayah yang memang paling jauh dan paling timur di Kabupaten Bogor," tandasnya.

Ketua Tim Gugus Tugas COVID-19 Puskesmas Sukamakmur, Teguh Yudiana sebelumnya mengatakan E (42) menolak untuk dirawat dan memilih pulang ke rumah. Lalu keesokan harinya, hasil swab test E keluar dan ibu ini dinyatakan positif terinfeksi COVID-19.

Pihak RS pun segera menghubungi E agar dirawat. Namun, lanjutnya, ibu ini tidak mau dirawat. Petugas kesehatan pun langsung menuju rumah E untuk dijemput agar E dirawat di RS. Namun saat itu ibu dan keluarganya tidak berada di rumah.

"Tidak kooperatif keluarganya. Ke mana (perginya ibu dan keluarganya) nggak tau tuh. Ditelusuri tuh (dari) Jumat sore sampai Sabtu pagi ditelusuri, nggak ada. Katanya ada kabar berobat ke alternatif. Iya berobat alternatif katanya di daerah Sukamakmur. Saya dapat infonya dari relawan COVID Jonggol," kata Teguh, ketika dihubungi.