Kamis,  28 November 2024

Klaster Baru Covid -19

DPRD: 80 Persen Pasar Tradisional DKI Kumuh Dan Kotor, Pengelola Ngapain Aja?

RN/CR
DPRD: 80 Persen Pasar Tradisional DKI Kumuh Dan Kotor, Pengelola Ngapain Aja?
Dirut PD Pasar Jaya, Arief Nasrudin -Net

RADAR NONSTOP - Delapan puluh persen pasar tradisional di DKI Jakarta kumuh, tak terawat dan kotor. Jadi klaster baru penyebaran Covid -19.

Pengelolaan kebersihan buruk, jadi wajar pasar tradisional DKI menjadi klaster baru penyebaran Covid -19. 

Begitu dikatakan Anggota Komisi C DPRD Jakarta, Prabowo Soenirman, Senin (22/6/2020).

BERITA TERKAIT :
Wakil Ketua DPRD Ungkap Kota Bekasi Darurat Kekurangan Guru
Ketua Komisi IV: Kategori Kota Bekasi Jadi Kota Layak Anak Jangan Hanya Di Atas Kertas

"Kebersihan salah satu bagian protokol kesehatan Covid-19. Tapi, pasar tradisional di Jakarta 80% kumuh, tidak terawat, dan kotor," kata politisi Partai Gerindra ini.

Mantan Dirut Dharma Jaya ini mengklaim, penilaian tersebut berdasarkan hasil inspeksi di lapangan. Misalnya, Pasar Palmerah, Pasar Induk Kramat Jati, dan Pasar Pulogadung.

"Saya cek juga, tidak ada protokol kesehatan. Contoh Pasar Inpres Pondok Bambu, Jakarta Timur, orang keluar-masuk tanpa masker. Dibiarkan saja. Kotor pula," tegasnya.

"Gubernur dan Wagub juga sudah tinjau ke lapangan. Tapi, Direksi Pasar jaya, tidak pernah tinjau atau turun ke lapangan. Aneh bagi saya," sambung dia.

Terdapat 153 pasar tradisional di Jakarta. Hingga 18 Juni, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes), sebanyak 137 pedagang di 18 pasar positif terpapar Covid-19.

Karenanya, Prabowo berpendapat, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya selaku pengelola pasar tradisional di Jakarta gagal bertugas dengan baik. "Jaga kebersihan pasar saja enggak bisa." 

Menurut mantan Direktur Utama Perumda Pasar Jaya ini, penularan Covid-19 di pasar dapat dikendalikan jika kebersihannya dijaga.