RADAR NONSTOP - Guru Besar Ilmu Politik & Keamanan Dalam Negeri Universitas Padjajaran (Unpad) Profesor Muradi menilai kurangnya solidaritas di dalam tubuh kepolisian saat ini, karena adanya tensi panas perebutan posisi kapolri.
"Saya overestimate ya dengan Pak Idham, seharusnya bisa menjalani dan melanjutkan apa yang sudah Pak Tito buat sebelumnya tapi ternyata beliau mempunyai visi sendiri," ujarnya di Jakarta, Senin (13/7).
"Apa yang sudah dibuat Pak Tito, saat ini malah di belok-belokan, itu yang membuat ketidaknyamanan di pihak internal dan efektivitas pada kinerja kepolisian," sambungnya.
BERITA TERKAIT :Wakapolri Ahmad Dofiri, Bongkar Kasus Ferdy Sambo Hingga Tumpas Gangster DIY
Judi Online Digandrungi Anak Muda, Biang Keroknya Influencer Dan Pasangan Murah Hingga Beking
Selain itu, bahasa yang digunakan, kata Muradi, kurang pantas untuk diucapkan seorang kapolri karena dianggap terlalu vulgar.
"Beberapa kali assement beliau tidak pas dengan kondisi kita saat ini, maka dari itu beliau harus memperbaiki kinerja agar lebih baik lagi kedepannya," pungkasnya.
Seperti diketahui, Jenderal Polisi Idham Azis akan memasuki Pensiun dalam hitungan bulan kedepan.
Namun demikian, sejumlah nama mulai muncul untuk menggantikan Idham Azis. Bahkan, kriteria dan sosok penggantinya pun mulai mendapat perhatian publik.