RADAR NONSTOP - Warga Purworejo, Jawa Tengah butuh pemimpin segar yang mampu membangkitkan ekonomi kerakyatan. Sebab, kabupaten dengan luas sekitar 1.034 km2 (399 sq mi) ini terlihat stag.
"Kita ini butuh pemimpin yang brilian dan berani serta mampu mengayomi dan ngopeni rakyatnya. Kita ini hidup diperantauan karena susah cari duit di Purworejo," tegas Sukarjo (29), Rabu (15/7).
Bapak satu anak yang tinggal di Kutoarjo ini menyatakan, sosok bupati ke depan adalah tokoh yang mampu membangkitkan ekonomi kerakyatan. "Tanah kami subur tapi warganya sulit cari duit. Inikan harus ada terobosan," ungkap perantau yang tinggal di kawasan Kemayoran, Jakpus ini.
BERITA TERKAIT :Pramono Jangan Mau Dikibuli, Para Pemburu Jabatan Jago Klaim Dan Pasang Boneka
Fauzi Bowo Beserta Masyarakat Yakin Pramdoel Akan Jadi Pemimpin Jakarta
Sutikno warga Bruno mengakui, pilkada menjadi momen agar Purworejo berubah. "Kita sulit cari kerja, banyak yang merantau karena di sini tak ada gawean. Makanya kami merantau. Dan harus wajah baru bupati-nya agar mampu menciptakan lapangan kerja," ungkap karyawan pabrik di Kota Bekasi, Jabar ini.
Diketahui, total penduduk di Purworejo sekitar 948.000 jiwa. Umumnya masyarakat hidup dari hasil tani. "Walah mas kalau di kampung banyak lowongan buat apa kami merantau. Harapan kami ya, harus ada perubahan ekonomi dong," tegas Tini (20) warga Butuh yang saat ini merantau di Tangerang, Banten sebagai buruh pabrik.
Diketahui, calon Bupati Purworejo yang memiliki konsep ekonomi, pembangunan kota hingga lapangan kerja adalah Agustinus Susanto. AS sapaan ngetop Agustinus Susanto bakal diusung oleh PDIP dan Partai Gerindra serta beberapa partai lain seperti PAN, Hanura serta PKB.
AS adalah pensiunan TNI dan pernah bertugas dipasukan elit Kopassus. AS mengaku, dirinya maju untuk membenahi kampung halamannya yang saat ini terlihat stag.
Dia memiliki cita-cita agar Purworejo menjadi sentral ekonomi di pulau Jawa. "Inikan tinggal persoalan berani atau tidak saja. Jika rakyat mendukung ayo ramai-ramai kita membangun kampung halaman," ungkap AS.
Sebagai anak petani dari Desa Ngandagan, Kutoarjo, AS paham betul apa yang dibutuhkan rakyat. "Saya ini anak petani dari desa. Jadi saya paham betul apa yang dirasakan rakyat," ungkap penghobi olahraga bela diri ini.