Selasa,  15 October 2024

Menggenjot Swasembada Sayuran dari Pekarangan Rumah

Zaber Lubis
Menggenjot Swasembada Sayuran dari Pekarangan Rumah

RADAR NONSTOP - Masyarakat diajak memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk dijadikan sebagai tempat budi daya sayur-mayur. Sebab, berpotensi menjadi sumber pangan bagi keluarga.

"Kita optimalkan (pekarangan rumah) dapat ditanami beragam jenis tanaman yang bisa memenuhi ketersediaan pangan bagi keluarga,” ujar Dirjen Hortikultura Kementan, Suwandi, di Desa Berkah, Kecamatan Bojong Genteng, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (21/10/2018).

Untuk menggenjot program tersebut, Kementan bakal mendistribusikan bibit gratis dan memberikan pendampingan. Seperti di Desa Berkah, Kementan menyalurkan bantuan bibit cabai, klengkeng, jeruk, dan durian untuk ditanam di pekarangan rumah.

BERITA TERKAIT :
Terbukti Lakukan Pemerasan Di Kementan, SYL Dibui 12 Tahun
Nikmati Duit Kementan, Anak Dan Cucu SYL Mulai Digilir KPK 

“Selanjutnya, akan diberikan bantuan berupa ribuan bibit kopi, cengkeh, bibit kakao, dan bibit pala pun bagikan. Semuanya gratis,” jelasnya.

“Ke depan, kami akan bangun pasar lelang dan industri kecil yang siap menampung hasil panen. Jadi, selain hasilnya bisa cukupi kebutuhan rumah tangga, juga kelebihan bisa dijual sehingga memberikan pendapatan,” tambah Suwandi.

Sementara itu, Kepala Desa Berkah, Andriyansyah, mengatakan, pihaknya memiliki program swasembada sayur melalui pemanfaatan pekarangan. Program sudah berjalan dua tahun, sehingga kebutuhan masyarakat dipenuhi sendiri.

“Kami punya program khusus. Ada 12 inovasi. Salah satunya Pirus, yakni pipir diurus. Artinya, wajib memanfaatan pekarangan, baik di depan maupun belakang rumah, untuk tanam sayur-sayuran,” jelasnya.

Dia menerangkan, tak sulit untuk mengoptimalkan pekarangan. Sebab, masyarakat memiliki kesadaran tinggi untuk menyediakan pangan sendiri. Karenanya, pemerintah desa hanya menyalurkan bibit sayuran dan masyarakat menyediakan polibag dari limbah bangunan.

“Target kami, 2019 swasembada sayuran dari pekarangan. Masyarakat tidak perlu lagi beli di pasar. Sepenuhnya dipenuhi dari budi daya sendiri di pekarangan dan masyarakat pun malah bisa pasok sayuran ke pasar,” tutup Andri.