RADAR NONSTOP- Kegembiraan, hal itulah sepatutnya yang dirasakan anak sekolah di Indonesia hari ini. Hal ini didasari atas keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk mensubsidi quota internet ditengah proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Zita Anjani, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari fraksi PAN mengungkapkan kegembiraan serta mengpresiasi keputusan yang diambil Mendikbud Nadiem Makarim terkait dengan subsidi bagi siswa tersebut.
"Soal subsidi kuota internet sebesar 9 triliun, saya dengan senang hati menyambut hal tersebut. Akhirnya Mas Menteri mulai mendengarkan satu persatu keluhan orang tua setelah terjun kebawah. Saya apresiasi Kemendikbud sudah berani anggarkan kuota internet. Tidak ada kata terlambat untuk berubah, dan melakukan lompatan-lompatan kebaikan," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jum'at (28/8).
BERITA TERKAIT :Duit Bansos DKI Rp 802 Miliar, Jangan Sampai Yang Kaya Dapat Bantuan
Jakarta Masih Ibu Kota, IKN Masih Berantakan?
Politis sekaligus aktivis perempuan yang konsen memperjuangkan pendidikan ini berharap bantuan tersebut segera terealisasi dan dapat dirasakan seliruh anak sekolah. Ia pun menyebut terhitung sejak tanggal keluar surat hingga batas pengisian data akhir harus betul-betul dimanfaatkan untuk menginput data agar tidak ada siswa yang terlewat.
"Saya berharap bantuan ini bisa di rasakan oleh semua anak, dan segera terealisasi bantuannya dengan tepat sasaran. Karena melihat surat Kemendikbud No. 8202 yang keluar tanggal 27 Agustus, bahwa pengisian data terakhir tanggal 31 Agustus. Artinya, hanya ada waktu 3 hari untuk menginput data siswa. Dengan waktu yang singkat, jangan sampai ada siswa yang terlewatkan, terutama bagi sekolah yang berada didaerah terpencil," lanjutnya.
Selanjutnya, Zita mengingatkan pentingnya digital infrastruktur serta inovasi pendidikan masa pandemik yang sejatinya tidak cukup didorong oleh Kemendikbud saja, melainkan harus disupport oleh kementrian lain seperti Menkominfo.
"Selain itu, tidak bosan saya mengingatkan betapa pentingnya digital infrastruktur, termasuk Inovasi Pendidikan seperti kurikulum, guru datang ke siswa (jemput bola), dan lain-lain. Memang sektor pendidikan tidak bisa didorong oleh Kementrian Pendidikan saja, tapi juga didukung dengan kementrian lain seperti Menkominfo salah satunya," ungkapnya.
Putri mantan Ketua MPR RI ini menganalogikan jika pendidikan sebagai kendaraan, kurikulum sebagai jalanmaka saat ini quota internet adalah bahan bakarnya. Ia menyampaikan bahwa inovasi kurikulum adalah tugas Nadiem selanjutnya.
"Kalau kita ibaratkan kendaraan, kuota itu baru bahan bakarnya saja, kendaraan itu guru/sekolahnya, dan jalanan kurikulumnya. Semua itu harus prima, kendaraan bagus, bahan bakar full, jalanannya top mulus, itu pasti cepat sampai ketujuan. Sekarang bahan bakar atau kuota sudah disediakan, tinggal innovasi kurikulumnya yang perlu menjadi tugas Mas Menteri setelah ini, agar segera dirampungkan dan bisa terealisasi. Kami masih menunggu itu," tutupnya.