RADAR NONSTOP - Cara aktivis memang berbeda dalam menjaga pemimpinnya. Konsep dan ide pemikirannya selalu dilandasi fakta lapangan.
Koordinator Lingkar Aktivis Jakarta (LAJ), Jamran menilai saat ini aktivis yang melakukan kritik adalah bagian untuk mengingatkan Anies Baswedan. Karena sebagai warga Jakarta, aktivis punya tanggung jawab moral untuk mengingatkan Gubernur DKI Jakarta.
"Aktivis yang mengkritik pemimpinnya adalah aktivis yang sayang sama beliau. Kalau aktivis yg memuji-muji dan tak pernah ngiritik kesalahan pemimpinnya itu sama saja aktivis penjilat," bebernya kepada wartawan, Sabtu (29/8).
BERITA TERKAIT :Dukung Peningkatan Literasi Keuangan Di Kalangan Pelajar, Bank DKI Gelar Sosialisasi Tabungan SimPel dan Program KEJAR
Pemberian Kondom ke Pelajar, Bang Dailami: Ajaran Sesat
Jamran melanjutkan menjilat sama saja membiarkan pemimpinnya masuk ke lobang kehancuran. "Karena aktivis yang saat ini mengkritik garisnya jelas dan tak mau Anies gagal. Saya harap Anies tidak terjatuh dalam lubang pujian para penjilat," bebernya.
Jumat (28/8), ratusan aktivis dari berbagai kalangan seperti ormas, LSM, pengamat hingga Bamus Betawi serta praktisi Jakarta berdialog. Forum dialog LAJ bertema Kongkow Aktivis Jakarta, Diaspora Aktifis Milenial "Mengukur Kinerja Anies Baswedan" digelar di Rumah Makan Handayani Prima, Matraman, Jakarta Timur.
Dalam acara dialog itu mengundang pembicara Ketua Umum BAMUS Betawi, Zaenudin alias Haji Oding, pakar pendidikan Prof Agus Suradika, Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi dan pengamat politik Jakarta, Amir Hamzah.
Banyak kebijakan Jakarta seperti Corona, banjir, ekonomi, sosial hukum, ganjil genap hingga sepeda masul tol jadi pokok pembahasan. Para aktivis sepakat agar Jakarta dipimpin Anies mampu melakukan perubahan yang brilian.
Haji Oding menyatakan, banyak kebijakan Anies yang terkesan tumpang tindih dan tidak sejalan. "Di bawah tidak jalan banyak. Mungkin banyak kebijakan yang kurang dilakukan komunikasi atau TGUPP terlalu berperan jadi banyak blunder," ungkapnya.
Uchok Sky Khadafi menilai, ada kesan Anies ini sering tes ombak. Harusnya, kata dia, kebijakan yang hendak dikeluarkan bisa dilakukan kajian dan pembahasan yang mendalam. "Menjaga daya kritis adalah hal biasa dalam dunia aktivis. Cara mereka berbeda dalam menjaga pemimpinnya," tukasnya.
Jamran menambahkan, dialog digelar dalam rangka menyatukan persepsi seluruh elemen aktivis di DKI Jakarta terkait pembangunan. Dengan begitu, pesan kritis aktivis bisa disatukan menjadi kekuatan penyeimbang agar pembangunan di DKI Jakarta terlaksana dengan baik.
"Semangat kita membangun Jakarta. Jangan lihat dari perbedaan, yang mengkritik tetap mengkritik, yang mendukung silahkan terus tapi kita sama-sama memberi masukan dengan cara positif," katanya.
Diakui Jamran, selama ini sejumlah kebijakan Anies memiliki visi dan tujuan yang baik. Namun demikian, tidak semua tujuan baik tersebut bisa diterima oleh masyarakat.
Kemudian, pola peluncuran program yang terkesan dadakan pun dinilainya cukup membuat masyarakat terperangah. Akibatnya, program yang baik itu bisa saja dinilai salah oleh sebagian orang dan masyarakat.
"Posisi kami ini memberi masukan kritik untuk pembangunan Jakarta. Kami tidak mau mengatakan yang baik saja tapi nyatanya bisa menyesatkan," tegasnya.