Selasa,  26 November 2024

Polemik Film G30SPKI

Politisi Gerindra: Buat Film Baru Kekinian Agar Milenial Tertarik Nonton

RN/CR
Politisi Gerindra: Buat Film Baru Kekinian Agar Milenial Tertarik Nonton
Ketua DPP Partai Gerindra, Vasco Ruseimy -Net

RADAR NONSTOP - Tanggal 30 September tinggal hitungan jari. Nitizen dan media Tanah Air riuh rendah menyuarakan penayangan film G30S/PKI.

Pro kontra tentang film tersebut memanas seusai Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo membahasnya. Apalagi, Gatot mengaku dicopot dari jabatannya lantaran menyerukan untuk menonton film tersebut.

Menanggapi hal ini, Ketua DPP Partai Gerindra, Vasco Ruseimy berpendapat, peristiwa G30S/PKI adalah bagian dari sejarah bangsa Indonesia. Karena itu seluruh rakyat Indonesia tidak boleh melupakan sejarah tersebut.

BERITA TERKAIT :
Jatuh Bangun Ariza Bisa Jadi Cermin Politisi Lokal Jakarta Yang Mau Melenting Ke Atas
Ariza Memang Hoki, Dapat Hadiah Jabatan Wakil Menteri

“Kejadian mencekam GESTAPU tahun 65 ga boleh dilupakan begitu aja, rakyat harus terus mengingat sejarah kekejaman PKI khususnya para generasi muda,” ujar Vasco

“Jangan sampai ideologi komunis bangkit lagi di negara Pancasila ini, seandainya ada investor yang mau modalin buat bikin FILM G30SPKI dengan pemain terbaik masa kini dan peralatan kamera serta efek efek terkini, gw yakin pasti laris nih FILM, dan ga ada alesan lagi bagi yg melarangnya,” imbuhnya.

Dijelaskannya, menonton film apalagi mengenai sejarah itu penting. Maka itu, agar menarik perhatian dan orang - orang berlomba - lomba untuk menonton, khususnya generasi milenial, perlu dibuatkan lagi film baru G30S/PKI.

Dengan begitu, anak - anak muda generasi bangsa akan dengan mudah memahami bahaya komunisme dan kekejamannya.

“Pasti jauh lebih baik kalau ada versi yang paling baru, lebih kekinian, bisa masuk ke generasi-generasi milenial,” pungkasnya.

Diketahui, film "Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI" adalah judul film dokudrama propaganda Indonesia tahun 1984. Film ini disutradarai dan ditulis oleh Arifin C Noer.

Film ini diproduksi selama dua tahun dengan anggaran sebesar Rp 800 juta kala itu. Film ini disponsori oleh pemerintahan orde baru era Presiden Soeharto.