RADAR NONSTOP - Kota Tasikmalaya dikenal memiliki beberapa titik lokasi danau (Situ; Bhs Sunda). Salah satunya Situ Cibeureum yang terletak di Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya.
Situ cibeureum yang memiliki luas sekitar 28 hektar ini pengelolaan nya dibawah Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Jawa Barat. Namun, sangat disayangkan, situ yang saat ini menjadi salah satu sumber penghidupan warga Kelurahan Tamansari dan Tamanjaya ini diabaikan begitu saja.
Utom Mustomi, 50 th, warga yang tinggal di sekitar situ mengatakan sejak kerajinan kelom geulis gulung tikar hingga masa pandemi covid-19, warga sekitar mecari mata pencaharian di tempat tersebut. Mulai dari yang mecari keong gondang atau tutut dalam bahasa sunda hingga ikan mujaer khas situ cibeureum tersebut.
RK Tuding Warga Jakarta Lebih Ekspresif Ketimbang Jabar
Ngarep Suara Pendukung Anies Coblos RK, Sinyal PKS Lagi Galau Tingkat Tinggi
"Situ ini jadi sumber nafkah bagi warga sini, terutama yang di dua kelurahan (Tamansari & Tamanjaya), dari semenjak kelom geulis bangkrut, apalagi dihantam corona, warga sini hampir semua mencari tutut dan ikan jaer disini," katanya kepada wartawan radarnonstop.co di Tasikmalaya, Jum'at (30/10/2020).
Lebih lanjut Utom menyebut bahwa pengelolaan situ oleh Pemprov Jawa Barat tidak maksimal. Ia mencontohkan, situ lain di Tasikmalaya mendapat perhatian dan pengelolaan yang baik sehingga mampu menyedot wisatawan lokal yang berkunjung kesana.
"Kalau Gubernur (Pemprov Jabar) perhatian ke situ ini, pasti akan membantu ekonomi warga sini. Seperti situ gede, kan jadi tempat wisata, ada tempat botramnya, tempat olah raga lari, bahkan rakit dan perahu, jadi tempat piknik, warga sini ekonominya pasti hidup," tambahnya.
Laki-laki yang sejak pagi hingga sore berendam didalam situ ini mengatakan bahwa dia bersama dengan warga lain nya setiap hari mencari tutut dan ikan dengan penghasilan tidak lebih dari 40 ribu rupiah. Ia berharap pemerintah betul-betul memberikan solusi ekonomi bagi warga disekitar situ Cibeureum ini.
"Kami turun kesitu mulai jam 6 pagi, naik lagi jam 12 siang, turun lagi jam 1 hingga jam 4 sore, tutut yang didapat saat ini engga lebih dari 8 kg, sekitar 40 ribu kalau dijual. Apalagi sekarang debit air sedang tinggi, makin susah cari tutut, kalau jadi tempat wisata kan bisa ada jalan lain cari nafkah disini," tandasnya.
Bapak dua anak ini berharap, pemerintah melek terhadap potensi ekonomi wisata di situ Cibeureum ini. Menurutnya sudah beberapa kali mengajukan pengelolaan wisata, namun hingga saat ini belum ada respon baik dari pemerintah.
"Cobalah perhatian ke warga sini, serius ngurus situ disini, apalagi sekarang katanya wisata jadi ekonomi andalan setelah corona, bantu ekonomi kami, se engganya buka potensi ekonomi wisata disini. Dulu juga pernah beberapa kali pertemuan tapi engga jelas. Kang Emil Gubernur kan arsitek,pasti bisa menata ini (situ) dan bisa bantu ekonomi warga sini dengan itu," tutupnya.