RADAR NONSTOP - Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) DKI Jakarta, Dhany Sukma mengikuti Fit and Proper Test yang dilakukan DPRD DKI pada Selasa, 8 Desember 2020 siang.
Hal itu dilakukan Dhany mengingat dirinya diajukan menjabat Walikota Jakarta Pusat oleh Anies Baswedan menggantikan Walikota sebelumnya, Bayu Meghantara.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Komisi A DPRD DKI, Mujiyono menanyakan strategi yang akan Dhany terapkan untuk mencegah kerumunan terjadi ditengah pandemi Covid yang belum mereda. Mujiyono menyebut, Jakarta Pusat merupakan wilayah yang peran ketokohan nya masih kuat.
BERITA TERKAIT :Pramono Jangan Mau Dikibuli, Para Pemburu Jabatan Jago Klaim Dan Pasang Boneka
DPRD Tangsel Tancap Gas, Kebut 12 Raperda Di 2025
"Kalau seandainya ada kerumunan dengan kasus yang sama, preventifnya seperti apa? Mengingat, potens-potensi konflik di Jakarta Pusat seperti di Petamburan, Kemayoran dan seterusnya itu ketokohan sangat berperan," tanya Mujiyono di Gedung Dewan, Selasa (8/12/2020).
Mendapatkan pertanyaan seperti itu, Dhany yang mengetahui bahwa di Jakarta Pusat tengah gaduh dengan persoalan pelanggaran kerumunan mengatakan dirinya akan melakukan komunikasi preventif kepada para tokoh guna mengantisipasi terulangnya kerumunan serupa di wilayah yang akan ia pimpin nantinya.
"Komunikasi-komunimasi yang sifatnya preventif, komunikasi yang sifatnya humanis dengan tokoh-tokoh yang ada disana itu mungkin bagian dari pencegahan agar tidak akan terjadinya, atau paling tidak meminimize jumlahnya kalau itu terjadi," ungkap Dhany.
"Rencananya yang akan dilakukan, pertama sekali saya akan lakukan silaturahmi kepada tokoh-tokoh yang ada di Jakarta Pusat, mungkin salah satu point pentingnya adalah dalam situasi Pandemi Covid," imbuhnya.
Lebih lanjut Dhany menegaskan, siapapun orangnya harus mentaati mekanisme pencegahan penyebaran covid-19. Ia akan melakukan berbagai cara komunikasi, baik komunikasi melalui surat maupun komunikasi verbal.
"Yang pasti, untuk pencegahan dalam masa pandemi covid, kita dilarang untuk berkumpul. Artinya siapapun dia orangnya, kita harus menaati mekanisme untuk mencegah terjadinya penularan," tegasnya.
"Tentunya kita harus bangun komunikasi yang baik. Secara tertulis maupun secara komunikasi verbal untuk menyepakati supaya kita bisa mengantisipasi jangan sampai hal yang sama terulang kembali, terlebih yang kita lihat adalah warga Jakarta," pungkasnya.