Rabu,  24 April 2024

Laskar FPI Tewas Didor

Ucapan Sejuk Dari UAS, Aa Gym Dan Hingga Cak Nun

NS/RN/NET
Ucapan Sejuk Dari UAS, Aa Gym Dan Hingga Cak Nun
Foto wajah Laskar FPI yang wafat beredar di Medsos.

RADAR NONSTOP - Dai-dai kondang bicara soal penembakan Laskar FPI. Dai kondang Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) mendorong adanya tim independen yang mengusut kasus tersebut.

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Musibah 6 meninggal anak bangsa (Laskar FPI)," kata Aa Gym dalam unggahannya di Instagramnya, @Aagym, Selasa (8/12/2020).

Aa Gym mengaku prihatin dengan kejadian tersebut. Apalagi, kronologi penembakan enam Laskar FPI tersebut oleh polisi tersebut masih simpang siur kebenarannya.

BERITA TERKAIT :
Film "Dua Surga Dalam Cintaku" Tayang 21 Maret
Sahur On The Road Haram, ABG DKI: Gak Bisa Lagi Kita Alasan Buat Begadang 

"Penjelasan (kronologi) yang berbeda baik dari kepolisian maupun FPI, dan ini sangat-sangat membingungkan masyarakat juga mencemaskan," ungkap dia.

Pimpinan Ponpes Daarut Tauhid ini pun mengusulkan dibentuknya lembaga independen yang bisa mengungkap fakta insiden tersebut. Langkah ini untuk mencegah kekeliruan yang muncul di publik.

"Diimbau kepada siapapun mari sungguh-sungguh kita menahan diri dari tindakan kekerasan kepada siapapun dengan cara apapun," tegas Aa Gym.

Ustadz Abdul Somad (UAS) juga mengecam penembakan hingga tewas oleh polisi terhadap enam anggota FPI. UAS meminta Komnas HAM mengusut tuntas kasus ini.

UAS memberi tiga poin pernyataan sikap. Pertama, dalam ajaran agama Islam membunuh satu orang sama saja dengan membunuh semua orang.

Kemudian, membunuh orang beriman maka balasannya adalah neraka jahanam. “Siapa yang membunuh satu orang maka dia sama seperti membunuh semua orang. Siapa yang membunuh orang beriman, maka balasannya adalah neraka jahanam,” ucap UAS melalui video yang beredar di media sosial, Selasa (8/12/2020).

UAS menyebut dalam agama Islam atau agama manapun tidak ada ajaran untuk membunuh sebagai solusi menyelesaikan masalah.

Karenanya, tindakan tersebut bertentangan dengan ajaran agama itu sendiri.

“Poin kedua, meminta kepada Komnas HAM untuk mengusut tuntas. Supaya tidak terjadi fitnah berkepanjangan untuk mematikan percikan percikan api di tengah ilalang kering,” jelasnya.

“Kalau Komnas HAM bertindak, diusut tuntas apa yang sebenarnya terjadi, maka Insya Allah, Allah menolong. Selesailah masalah,” jelasnya.

Pasca insiden ini, UAS juga mengajak seluruh bangsa Indonesia tidak terprovokasi serta banyak berdoa kepada Allah SWT.

Sebab seluruh aspek hidup ini sudah diatur oleh-Nya. Tak lupa, ia berpesan agar masyarakat tetap cerdas berpikir dan bermedia sosial.

Percaya Dengan Siapa? 

Budayawan serta cendekiawan muslim, Emha Ainun Najib alias Cak Nun mengutarakan pandangannya perihal tewasnya anggota Laskar Front Pembela Islam (FPI), yang ditembak polisi pada Senin (7/12/2020) dini hari.

Cak Nun merinci pandangannya soal apa yang menjadi hal utama dalam gejolak yang kini terjadi. “6 orang rakyat Indonesia mati ditembak. Menurut FPI yang salah polisi, menurut polisi yang salah FPI. Kita rakyat mendengarkan dan percaya ke yang mana?,” ujar Cak Nun melalui situs resminya caknun.com, dikutip pada Selasa (8/12/2020).

Seperti diketahui, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengatakan, anggota Laskar FPI menyerang polisi menggunakan pistol dan senjata tajam (sajam), hingga akhirnya ditembak mati. Sedangkan Sekretaris Umum FPI, Munarman menegaskan tuduhan itu adalah fitnah, sebab laskar FPI tidak dibekali sajam saat mengawal Habib Rizieq Shihab.

Menurut Cak Nun, keruhnya permusuhan yang seperti tak ada habis-habisnya ini adalah akibat persoalan yang tidak diurus sebabnya secara mendasar.

“Semua pertengkaran nasional yang tak ada ujungnya ini karena semua pihak tidak mempelajari, mendewasai dan membijaksanai manajemen jarak antara musyawarah menuju mufakat dalam Sila-4 Pancasila,” ujarnya.

Keadaan saat ini, kata Cak Nun, merupakan momentum yang tepat untuk menguji apakah bangsa mempunyai tokoh dengan jiwa kepemimpinan, berkecerdasan, dan kebijaksanaan pemimpin. Cak Nun menyebut, dirinya tengah menunggu Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya enam anggota FPI itu.

“Sambil menunggu Presiden mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya enam (6) rakyatnya: Sekarang saatnya terjadi dialog 4 mata antara Jokowi dengan Habib Rizieq,” ucap dia.

Mendukung pertemuan serta dialog empat mata antara Jokowi dengan Imam Besar FPI itu, Cak Nun mengatakan hal itu bisa di“wali”i atau diwakilkan misalnya oleh mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan KH Mustofa Bisri atau Gus Mus. Cak Nun menilai dua tokoh itu adalah orang yang tepat.