Kamis,  14 November 2024

Kisah Angker Laut Kerawang dan 85 Jenazah Lion Air JT 610

NS/RN
Kisah Angker Laut Kerawang dan 85 Jenazah Lion Air JT 610
Lokasi Lion Air jatuh di Tanjung Pakis, Kerawang, Jawa Barat.

RADAR NONSTOP - Satu pekan ini nama Kerawang, Jawa Barat menjadi pusat perhatian dunia. Di laut atau tepatnya Tanjung Pakis inilah Lion Air JT 610 jatuh dan menewaskan 189 penumpang dan kru pesawat.

Lokasi jatuhnya Lion Air ternyata banyak cerita angker. Seorang penyelam yang masuk dalam Tim SAR mengaku, sering terjadi hal aneh saat mencari jenazah di dalam dasar laut.

Malik misalnya mengatakan, dalam menyelam saat pencarian penumpang JT 610 di Laut Jaya Karawang ini, dia memang sudah mengalami beberapa kejadian aneh. Seperti tiba-tiba ada suara yang memanggil padahal dia sedang berada di kedalaman puluhan meter di bawah laut.

BERITA TERKAIT :
Tabrak Atap, Lion Air Celaka Lagi Dan Sayap Patah
Wagub Jabar Minta Data TKI, Corona Baru (B117) Bikin Panik 

"Iya memang kadang mengalami hal semacam itu, tapi saya biasa saja karena hal-hal seperti itu di Alquran kan memang ada. Jin dan Manusia itu memang diciptakan oleh Allah," ujarnya.

Selain Malik, seorang penyelam dari TNI AL yang enggan disebutkan namanya juga mengaku kerap mengalami hal serupa. Dia seperti mendengar ada suara wanita yang berteriak memanggil saat dia melakukan penyelaman untuk mencari korban pesawat Lion Air JT 610.

Namun penyelam dari Kopaska ini enggan untuk berpikiran negatif. Dia menganggap hal itu hanya halusinasi saja.

"Kita seperti merasakan, ada yang teriak manggil. Tapi kita enggak hiraukan. Kita anggap itu paling bagian dari halusinasi saja," ujarnya.

Tanjung Pakis berada di wilayah utara Kabupaten Karawang atau masuk dalam kawasan pantai utara (Pantura) Laut Jawa. Sejak peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air, nama Tanjung Pakis atau Tanjung Karawang mulai dikenal.

Tanjung Pakis adalah lokasi yang biasa digunakan nelayan setempat untuk mencari udang serta memancing. Tempat itu dikenal sebagai tempat yang sangat banyak ikan dengan berbagai spesies.

Namun siapa yang menyangka jika keberadaan Tanjung Pakis dahulu adalah tempat yang sangat jarang terjamah orang. Selain angker, banyak ikan besar seperti hiu berada di sana.

Ridwan, seorang nelayan mengaku, tidak ada nelayan yang mau mencari ikan di tempat lokasi jatuhnya Lion Air. "Banyak kapal nelayan tiba-tiba terbalik," aku pria 56 tahun ini. 

Bahkan menurut beberapa cerita sesepuh kata Ridwan, sosok mahluk wanita menyerupai seorang ratu sering muncul. "Katanya begitu. Makanya kami dulu gak mau ke sana kalau cari ikan. Padahal di lokasi jatuhnya Lion Air itu pusat ikan," ucap kakek 3 cucu ini.

Dadang, nelayan lainnya menyatakan di lokasi itu merupakan berkumpulnya ikan-ikan besar seperti ikan hiu tutul, dan spesies lain. Sehingga nelayan sekitar tidak berani melintasi lokasi tersebut saking banyaknya ikan besar.

"Area di mana jatuhnya pesawat sering terjadi kejadian aneh, sehingga dianggap area yang berbahaya dan harus dihindari oleh nelayan," katanya.

Hal senada juga dikatakan warga setempat, Boros, memang dulu sering terjadi kapal nelayan terbalik di area jatuhnya pesawat dan korbannya hilang misterius, sehingga dianggap angker oleh warga dan nelayan sekitar .

"Menurut cerita orang tua dulu memang dianggap angker, nelayan tidak berani mencari ikan dilokasi tersebut," tutur Boros.

Seiring waktu berjalan, kata Boros, sekarang lokasi jatuhnya pesawat dengan kedalaman 30 meter itu menjadi tempat mencari ikan para nelayan dan warga untuk memancing di area itu.

Di area tersebut itu menjadi tempat mencari ikan udang bagi nelayan dan warga sekitar juga kerap memancing ikan di lokasi.

"Sekarang banyak warga dan nelayan mencari ikan ke lokasi itu karena ikan udang cukup banyak ditemukan ditempat itu," tambah Boros.

85 Jenazah Masih di Laut

Tim SAR gabungan hingga hari ke enam proses evakuasi pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Utara Tanjung Karawang, Jawa Barat, sudah mengumpulkan sebanyak 104 kantong jenazah. Artinya masih ada sekitar 85 Jenazah lagi yang belum ditemukan.

"Hingga hari ini sudah mengumpulkan 104 kantong jenazah, dan begitu tiba (di dermaga) kami kirim ke RS Polri untuk diperiksa," kata Kepala Deputi Bidang Operasi basarnas Mayjen TNI Nugroho Budi Wirianto dalam konferensi pers di dermaga JICT II Tanjung Priok Jakarta, Sabtu, 3 November 2018.

Selain memaparkan hasil pengumpulan kantong jenazah oleh tim SAR, ia juga memaparkan sejumlah kabar terbaru dari operasi evakuasi pesawat tersebut.

Pada pencarian hari ini, tim penyelam sudah berhasil menemukan roda pendaratan baik bagian depan dan belakang, juga sudah menemukan lokasi kedua mesin pesawat di dasar laut.

"Mesin dua-duanya sudah ditemukan, sudah kami lihat melalui ROV. Tapi belum bisa kami angkat," pungkas Nugroho menerangkan.

Berdasarkan pantauan Antara di posko terpadu dermaga JICT II, sejumlah puing-puing dari badan pesawat sudah berada di lokasi pengumpulan.

Benda-benda tersebut antara lain satu set roda pendarat dengan dua ban, kulit badan pesawat, rangka jendela penumpang, bilah turbin mesin pesawat, serta bagian-bagian kecil lain yang mayoritas berbahan metal.

Untuk selanjutnya, bagian-bagian pesawat yang berhasil ditemukan akan diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk dilakukan analisis dan penyelidikan.

Hingga hari ini, sudah ada tujuh jenazah korban kecelakaan Pesawat Lion Air JT 610 yang teridentifikas yakni atas nama Jannatun Cintya Dewi, Candra Kirana, Monni, Hizkia Jorry Saroinsong, Endang Nur Sribagusnita, Wahyu Susilo dan Fauzan Azima.

Pesawat Lion Air JT 610 mengalami kecelakaan dan Jatuh di perairan Tanjungpakis Kabupaten Karawang, pada Senin (29/10), setelah sebelumnya hilang kontak selama tiga jam sejak pukul 06:33 WIB.

Pesawat tersebut dikabarkan membawa 180 penumpang dewasa, satu penumpang anak-anak dan dua bayi dengan dua pilot dan enam awak pesawat.