RN - Suhu politik di kandang Banteng masih mendidih. Pertarungan antara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan Puan Maharani membuat panas kader-kader PDIP.
Jika dihitung kekuatan, Ganjar Pranowo lebih kinclong di media sosial (medsos). Sementara Puan Maharani yang kini menjabat sebagai Ketua DPR lebih tangguh di internal PDIP atau kandang Banteng.
Diketahui, medsos ramai hingga menjadi trending topik di twitter setelah Ganjar tidak diundang dalam rapat konsolidasi DPD PDIP Jawa Tengah.
BERITA TERKAIT :Ganjar Masih Abu-Abu Hadiri Pelantikan Prabowo, Jangan-Jangan Belum Ikhlas?
Pelantikan Prabowo Bakal Dihadiri Ganjar Dan Anies, Tensi Politik Bakal Aman Dan Sejuk
"Lah ming ngono wae ditekoni (begitu saja ditanyakan). Aku ki wong Jowo kok, kader (Saya ini orang Jawa kok, kader--Red). Loh, saya bermedsos itu sudah sejak di DPR kok," terang Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kepada wartawan di Semarang, Senin (24/5).
"Puan memiliki posisi strategis di PDIP. Mas Ganjar akan sulit menjadi capres jika berkonflik. Apalagi pada saat ini, Mas Ganjar tiga besar atau empat besar, bukan yang konsisten di nomor satu," tegas Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari.
Qodari menilai, sebaiknya Ganjar tidak terlibat konflik dengan Puan. Sebab, Puan secara kekuatan di PDIP lebih kuat ketimbang Ganjar. "Puan bisa langsung komunikasi dengan ketua umum," tegasnya.
Sementara Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto angkat bicara soal penjelasan Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu yang juga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah (Jateng) Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul, terkait tidak diundangnya Ganjar Pranowo dalam acara pengarahan kader se-Jateng jelang Pilpres 2024 oleh Ketua DPP PDIP Puan Maharani.
"Apa yang disampaikan oleh Mas Bambang Pacul Wuryanto menegaskan, urusan memenangkan Pemilu merupakan tanggung jawab kolektif. Karena itu, calon presiden yang lahir dari kepemimpinan Partai juga yang memiliki spirit kolektivitas gotong royong. Bukan pada individualisme," papar Hasto, Minggu (23/5/2021).
"Berbagai persoalan bangsa harus diselesaikan bersama, melalui kerja politik, dan perjuangan mendapatkan kekuasaan politik tersebut. Melalui partai politik yang menyatu dengan kekuatan rakyat," lanjutnya.
Hasto menegaskan, pendapat, masukan, dan suara arus bawah akan didengarkan. Karena PDIP mengemban kata "Demokrasi Indonesia".
Terkait Capres dan Cawapres 2024, Hasto menuturkan, Kongres V Tahun 2019 telah menyerahkan kepada Ketua Umum PDI Perjuangan, Ibu Megawati Soekarnoputri.
"Tahun 2024 merupakan tahun regenerasi menyeluruh. Sehingga, pertimbangan dilakukan dengan matang. Agar, nantinya hadir pemimpin yang ideologis Pancasilais, visioner, mengakar pada kekuatan rakyat, berkarakter, kokoh pada prinsip, dan memiliki kemampuan teknokratik untuk membawa kemajuan bangsanya, guna melanjutkan kepemimpinan Presiden Jokowi. Serta mampu mendorong kepemimpinan Indonesia di dunia internasional," jelas Hasto.
Dalam kesempatan tersebut, Hasto juga menerangkan soal tugas partai.
Menurutnya, partai tak hanya mengorganisir rakyat, tetapi juga melakukan fungsi rekrutmen, pendidikan politik, kaderisasi kepemimpinan, komunikasi politik dan fungsi pengambilan keputusan politik untuk masa depan bangsa dan negara.
Dengan demikian, anggota dan kader partai memang dipersiapkan menjadi pemimpin. Baik pemimpin partai, eksekutif, maupun pemimpin legislatif serta pemimpin masyarakat.
"Namun, untuk menjadi pemimpin nasional, memang harus memenuhi syarat tertentu. Mampu menjawab panggilan sejarah, dan membuat sejarah bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu yang juga Ketua DPD Jateng Bambang Wuryanto memberikan penjelasan, terkait tidak diundangnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dalam acara pengarahan kader untuk penguatan soliditas partai menuju Pemilu 2024, oleh Ketua DPP PDIP Puan Maharani.
"Tidak diundang! wis kemajon (kelewatan), yen kowe pinter, ojo keminter' (kalau pintar, jangan sok pintar, Red)," kata Bambang melalui siaran pers yang diterima di Semarang, Minggu (24/5).
Dalam rilis tersebut, DPD PDIP Jateng dengan terang-terangan menyebut Ganjar terlalu berambisi maju di ajang Pilpres 2024, sehingga meninggalkan norma kepartaian.
Pada susunan acara yang beredar di kalangan media tertulis, undangan kegiatan pengarahan oleh Puan Maharani ditujukan kepada kepala daerah dan wakil kader se-Jateng. Kecuali, gubernur. Khusus tulisan "kecuali gubernur" itu diberi tanda kurung.