RN - Mantan Caleg DPD Partai Golkar Kota Bekasi, Arita Tarigan atau yang akrab disapa Ari Castro mengaku geram dengan pernyataan tokoh senior Golkar Kota Bekasi dan mantan Wakil Ketua DPRD, Yusuf Naseh yang menyebut persoalan kisruh di Partai dikaitkan dengan persoalan Gedung Golkar sampai listrik dicabut PLN karena belum bayar.
Castro mengatakan bahwa pemberitaan itu sangat tendensius ke Pengurus lama DPD Golkar Kota Bekasi. Bahkan pihaknya mempertanyakan kecintaan Yunas terhadap Golkar karena memberikan pernyataan terkait listrik Gedung Golkar yang dicabut imbas dari telat bayar bulanan. Faktanya Pengurus lama masih melakukan pembayaran rekening listrik hingga bulan Maret 2021 besaranya lebih dari Rp900 ribu.
"Yang disampaikan ga benar, setiap Bulan dibayar kok mas bahkan sampe Maret 2021 meskipun aktifitas DPD sudah tidak di Gedung itu sejak 10 Bulan lalu. Berita carut - marut itu apanya yang carut-marut? Justru kita tau betul ststus hukumnya. Persoalan listrik tolong di cek dulu apa persoalanya, Terus dia berbicara tentang bagaimana kebesaran Golkar. Justru dia yang koar-koar terkait Golkar hingga masalah listrik saja sampai ke media. Ini polanya sama dulu masalah WC juga jadi pemberitan. Dan ini saya rasa sangat tendensius ke Pengurus lama," ujar Castro melalui pesan singkat WhatsApp, Rabu (2/6/2021).
BERITA TERKAIT :Bahlil Akui Subsidi BBM & Listrik Bocor Rp 100 T, Era Jokowi Masalah Gak?
Standarisasi Perangkat Listrik Sangat Penting Mencegah Kebakaran Akibat Korsleting
Pihaknya juga menyayangkan tokoh senior Golkar Kota Bekasi berpolemik di media terkait persoalan pencabutan aliran listrik ke gedung DPD. Hal ini menurutnya akan menjadi preseden buruk bagi citra DPD Golkar Kota Bekasi.
"Memang betul ada tunggakan karena mungkin dipengaruhi oleh pergatian Plt per bulan April, tapi hanya 2 bulan setahu saya. Jutsru ini jadi pertanyaan, sepertinya ada kesengajaan dari pihak tertentu agar PLN cabut listrik, untuk memperkeruh situasi. Makanya kalo Pak Yunas cinta ama Golkar hal seperti itu jangan jadi berita. Sekelas tokoh bisanya cuma memperkeruh saja, kalo gak ngasih kontribusi diam itu lebih baik," tegasnya mengakhiri.