RN - Penuhnya rumah sakit berdampak pada nasib pasien. Hal ini terjadi di Jawa Barat.
Warga di Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, meninggal dunia di perjalanan menuju RSUD Indramayu. Pasien laki-laki berusia 43 tahun itu sempat ditolak di lima rumah sakit rujukan Covid-19 lantaran kondisi penuh.
Kepala Puskesmas Lohbener Uswatun Hasanah membenarkan ada pasien wafat. Pasien tersebut mulanya datang ke Puskesmas Lohbener dengan gejala sesak napas pada Selasa lalu (15/6). Saat dites, dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
BERITA TERKAIT :Langkah ZigZag Dedi Mulyadi Geser Ridwan Kamil Di Jawa Barat
RK Lempar Handuk Di Jakarta, Sebut Nama Desi Ratnasari Jadi Pendamping
Uswatun kemudian menjelaskan kepada pihak keluarga bahwa Puskesmas tidak punya kewenangan untuk merawat inap pasien Covid-19. Terlebih fasilitas yang ada pun sangat terbatas. Meski begitu, puskesmas tetap memasangkan alat bantu bernapas.
Uswatun kemudian menghubungi Dinas Kesehatan dan Satgas Indramayu untuk memproses rujukan pasien tersebut. Namun Satgas menyebut seluruh RS di Indramayu saat itu penuh, utamanya ruangan ICU.
"Setelah saya melakukan rujukan via Whatsapp sambil menunggu kabar, kami tetap memberikan edukasi kepada keluarga dan juga menceritakan potensi terburuknya," kata dia.
Uswatun mengatakan pihak keluarga ingin berjuang dengan memutuskan untuk mencari RS secara mandiri. Uswatun mau tidak mau merestui mereka pergi menggunakan mobil pribadi mencari RS rujukan covid-19 yang masih kosong.
Petugas Puskesmas terus memantau via telepon seluler dari waktu ke waktu. Keluarga pasien sempat berkeliling mulai dari RS Mitra Plumbon Indramayu, RS Sentra Medika, RS Bhayangkara, RSUD MIS Krangkeng dan RSUD Indramayu. Namun, ruang isolasi di RS yang mereka datangi dalam kondisi penuh semua.
"Akhirnya pas mereka di RSUD Indramayu disampaikan petugas bahwa sudah penuh, mungkin setelah itu keluarga pasien percaya bahwa Puskesmas tidak berbohong," ujar Uswatun.
Setelahnya, Uswatun meminta keluarga untuk mematuhi pemulasaraan dan pemakaman jenazah sesuai protokol kesehatan. Ia kemudian menghubungi kembali Satgas Indramayu untuk meminta bantuan pemulasaraan jenazah.
Saat itu petugas kewalahan dan tidak menyanggupi. Akhirnya berbekal arahan dari Dinkes Indramayu, tenaga kesehatan di Puskesmas Lohbener melakukan pemulasaraan dan pemakaman pasien tersebut.
"Saat itu situasi urgent dan dilematis bagi kami pokoknya. Kami sudah mengusahakan semaksimal mungkin, tapi mau bagaimana lagi kasus memang meningkat, rumah sakit penuh, hampir seluruhnya," tandasnya.