Jumat,  22 November 2024

Singapura Sambut New Normal, Corona Hanya Seperti Penyakit Flu 

NS/RN/NET
Singapura Sambut New Normal, Corona Hanya Seperti Penyakit Flu 
Singapura

RN - Singapura bakal menyambut new normal. Bahkan, Singapura menganggap COVID-19 sebagai penyakit endemik selayaknya flu. 

"Sudah 18 bulan sejak pandemi dimulai, dan orang-orang kita lelah berperang. Semua bertanya: Kapan pandemi akan berakhir?" tulis Satgas COVID-19 Lintas Kementerian Singapura dalam sebuah artikel di The Straits Times.

"Kabar buruknya adalah bahwa COVID-19 mungkin tidak akan pernah hilang. Kabar baiknya adalah bahwa hidup normal COVID-19 di tengah-tengah kita adalah mungkin," lanjutnya.

BERITA TERKAIT :
Pastikan Anak-anak Sudah Terimunisasi, Petugas Puskes se- Penjaringan Sweeping Polio
Cuan Dari Warga +62, Sekali Ke Singapura Buang Duit Puluhan Juta Untuk Belanja

Menteri Perdagangan dan Industri Gan Kim Yong, Menteri Keuangan Lawrence Wong dan Menteri Kesehatan Ong Ye Kung yang merupakan co-chair Satgas menuliskan rencana new normal tersebut dalam sebuah artikel berjudul "Living normally, with Covid-19".

Dalam tulisan tersebut, mereka juga menyinggung kemiripan COVID-19 dengan influenza atau flu. Banyak yang terserang flu tiap tahun tetapi peluang jatuh sakit rendah dan bisa dicegah dengan beberapa langkah sederhana.

"Kita bisa mengupayakan hasil serupa untuk COVID-19. Kita tidak bisa memberantasnya, tetapi kita bisa mengubah pandemi jadi sesuatu yang lebih tidak mengancam, seperti influenza, 'hand, foot and mouth disease' (dikenal juga sebagai Flu Singapura), dan cacar air, dan hidup normal," kata mereka.

Untuk mempersiapkan new normal, Singapura membuat sejumlah langkah prioritas untuk menuju ke sana. Pertama, vaksinasi bakal dikebut hingga sekurangnya dua pertiga populasi bakal mendapat vaksinasi penuh pada peringatan National Day, Agustus mendatang.

"Kita 'on track' untuk mencapai target itu," tegas para menteri.

Langkah lain yang juga masuk prioritas adalah mempermudah testing, terutama di perbatasan untuk mengidentifikasi siapapun yang membawa virus, terutama varian baru yang diwaspadai. Warga juga akan diperbolehkan untuk melakukan rapid test antigen sendiri.