Kamis,  18 April 2024

Pemprov DKI Bakal 'Damprat' Perusahaan Ngeyel Timbun Oksigen Saat Pandemi

SN
Pemprov DKI Bakal 'Damprat' Perusahaan Ngeyel Timbun Oksigen Saat Pandemi

RN - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria menegaskan bahwa pihaknya tidak segan menindak tegas siapapun termasuk perusahaan yang menimbun tabung oksigen saat pandemi Covid-19. Hal itu menyusul kebutuhan oksigen bagi pasien Covid di Jakarta masih tinggi.

"Bagi produsen, pengusaha, atau siapa pun yang ingin mengambil keuntungan atas peningkatan kebutuhan oksigen yang tinggi apalagi menimbun, menumpuk akan kami beri sanksi, akan kami tindak," ujar Ariza, panggilan akrab Ahmad Riza Patria di Jakarta, Minggu (11/7/2021).

Ariza mengatakan, pihaknya juga akan menindak pengusaha atau perusahaan yang menjual tabung oksigen di atas harga eceran tertinggi (HET). Penjual tabung oksigen diminta tidak membandel.

BERITA TERKAIT :
Ogah Kena Depak, Wagub Ariza Tetap Setia Dukung Prabowo Capres
Turnamen Golf Coreng Wajah Wagub DKI, Peserta Ngaku Bayar Makan Sendiri & Panitia Dikabarkan Kabur

Pemprov DKI sudah meminta bantuan aparat keamanan untuk mengantisipasi penimbunan dan lonjakan harga tabung oksigen. 

Namun, ia pun memastikan bahwa sejauh ini kebutuhan oksigen di Jakarta masih terpenuhi. Ariza juga menyampaikan bahwa depo oksigen yang disiapkan di Monas juga masih bisa melayani kebutuhan pasien Covid-19.

"Kebutuhan oksigen di Jakarta cukup, kami sudah menyiapkan di Monas tempat untuk pengisian oksigen yang setiap hari tidak kurang dari 300 tabung isi enam meter kubik," tuturnya.

Dia pun mengukapkan, ada banyak warga Ibu Kota yang sengaja menstok tabung oksigen di rumahnya padahal tidak sakit. Ini membuat tabung oksigen langka saat pandemi covid-19 tengah mengganas.

Ariza meminta masyarakat tidak melakukan perbuatan itu. Tindakan egois seperti itu diminta dihilangkan demi pasien covid-19 yang membutuhkan oksigen.

"Ada masyarakat yang tidak butuh oksigen tidak sakit beli oksigen, mengumpulkan oksigen di rumah, tujuannya sebagai antisipasi cadangan," katanya.

"Ini bukan kondisi normal, ini kondisi yang luar biasa oksigen yang terbatas jumlahnya, produsennya terbatas, distributornya terbatas," pungkasnya.