RN - DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 'memecat' kadernya Viani Limardi. Selain diberhentikan sebagai kader PSI, Viani dipecat dari anggota DPRD DKI Jakarta.
Tapi, hingga kini Viani belum mendapat surat resmi. Dari penelusuran wartawan dan jejak digital tercatat kalau Viani pernah memberikan komentar positif terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Berdasakan jejak digital di media sosial Instagram, Viani pernah membuat komentar positif sehari setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terperosok ke solokan pada saat peninjauan sentra vaksinasi di Tanah Merah Jakarta Utara pada 11 September 2021.
BERITA TERKAIT :PPP DKI Aja Ambruk, RIDO Bisa Kena Prank Sandiaga Uno?
Pengamat: Orang Lama Jangan Ikut Seleksi, DPRD Harus Audit Anggaran KPID Jakarta
“Postingan ini, saya hanya mau bilang, dari kemarin netizen banyak banget yang posting video pak gubernur @aniesbaswedan tidak sengaja terperosok pas jalan, dan saya baca caption, status dan komentarnya (terutama yang tag saya). Sejujurnya, saya jadi risih sendiri. Emangnya kita semua tidak pernah jalan lalu jatuh, kesandung, terperosok?,” tulis Viani di Instagramnya pada tanggal 12 September 2021.
“Emang kadang lucu sih, kita sendiri atau sahabat-sahabat biasanya sebelum bantuin, ngakak dulu! Tapi apa pentingnya sih sampai di posting dan di hujat bahkan sampai di doain yang aneh-aneh dan negatif? Bukannya di tanyain keadaannya dan di doain yang baik, malah nyinyir,” lanjutnya.
Bahkan Viviani menjelaskan bahwa perbedaan pendapat dan kritik adalah sesuatu yang biasa namun harus selalu memperhatikan batasan-batasan dan menggunakan hati.
“Kita boleh ga sependapat dan ga sejalan, tapi yang susbtansial lah. Tidak sedikit juga saya mengkritik pak Anies, bahkan kadang sanking kesalnya ama kebijakan beliau, saya maki-maki programnya. Tapi harus tau batasan, dan sekali lagi, melakukan segala sesuatu pakailah hati, coba diukur dan dirasa-rasa sendiri, kalau kita atau orang yang kita sayangi atau kagumi yang diperlakukan seperti itu, gimana perasaan kita?,” terangnya.
“Silahkan trolling, tapi yang berbobot dikitlah. mosok orang kecelakaan, malah kita senang? Katanya kita berbudaya dan berpendidikan, kok gitu sih? Hal kecil dan sangat tidak penting gini aja dijadiin topik trending, padahal receh banget. Apa karena udah ga punya lagi bahan lain yang lebih penting dan berbobot untuk kritik? Masih banyak kok!,” tambahnya.
Viani juga berpesan agar nitizen tak menjadi tukang bully sekaligus memberikan semangat serta menyelipkan doa untuk Gubernur Anies.
“Jadi pesan saya, janganlah jadi tukang bully kayak zaman sekolah dulu! Berdebat dan kritik yang substansial. Selamat hari minggu semuanya. Selamat beribadah, Saya doakan pak Gubernur dan semua warga DKI Jakarta sehat dan aman. Besok kita kerja dan berjuang lagi. semangat!,” tandasnya.
Sementara Juru Bicara DPP PSI Ariyo Bimmo mengonfirmasi kabar pemecatan Viani. Akan tetapi, Ariyo tak membeberkan alasan pemecatan. "Betul, betul, betul diberhentikan," ucapnya.
Ketua DPP PSI Isyana Bagoes Oka juga membenarkan pemecatan Viani. Namun, Isyana juga belum mau mengungkap alasan di balik pemecatan itu.
"Nah, ini ditunggu dulu informasinya karena teman-teman lagi fokus untuk interpelasi besok ya. Kayaknya kita akan keluarkan statement sesudah itu," ucap Isyana.
Merespons kabar tersebut, Viani mengaku masih berstatus Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI. Ia mengaku belum menerima surat pemecatan dari DPP PSI.
Viani mengklaim baru mendengar kabar dari media massa. Oleh karena itu, ia belum mau berkomentar banyak.
"Saya juga baru baca di berita kok ramai begini. Padahal surat resminya sampai detik ini saya belum terima," ungkap Viani saat dihubungi wartawan pada Senin (27/9) malam.
Merujuk situs dprd-dkijakartaprov.go.id, Viani adalah politikus PSI kelahiran Surabaya, 25 November 1985. Ia tercatat pernah menjabat Wakil Ketua Teman Jokowi DPD Jabodetabek dan Ketua Bidang Hukum FOBI Indonesia.