RN - Mantan Kader dan juga mantan Pengurus PDI Perjuangan, Sahat P Ricky Tambunan yang sekaligus selaku Presidium Marhaen Indonesia 98 dengan tegas mengatakan bahwa di Partai PDI Perjuangan hari ini ada kesan cari muka (Carmuk), terlebih-lebih di Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Oknum tersebut juga sama sekali tidak menghargai Jas Merah (Sejarah).
"Hal itu saya nilai dari banyaknya aksi pemecatan-pemecatan di internal PDI Perjuangan. DPP hari ini, bisa dipecat hanya dengan laporan, 2-3 orang dari Oknum DPP? Laporan-laporan ini sering dilaporkan anak emas di meja makan ke sang Mom? Inilah akibatnya, efek negatif slogan Demokrasi terpimpin, yang digaungkan Hasto Kristianto, Sekjen DPP PDIP yang mana kantornya dulu pernah dipagari garis KPK," ungkap Ricky Tambunan kepada radarnonstop.co, Rabu (13/10/2021).
Ricky Tambunan yang saat ini menjadi Pengamat Politik dan Kebijakan Publik mengaku kalau hal ini sudah bukan lagi rahasia umum Laporan-laporan dari 2-3 orang Oknum DPP, namun bisa jadi sebuah keputusan mutlak.
BERITA TERKAIT :Kena Masalah, Akun Tiktok Herkos Voters Dilaporkan ke Polres Kota Bekasi
Mendekati Pencoblosan, DPRD Kota Bekasi Ingatkan KPU dan Bawaslu Bekerja Profesional
"Perbedaan bukan lagi sebagai kekayaan Partai? Kita kehilangan jati diri! Saya pernah menghadiri salah satu pesta anak seorang orang Oknum DPP, dengan seriusnya sang Pengurus DPP itu minta tolong supaya saya gak ikut berfoto dengan dia dan juga pengantin. Kenapa kataku? Takut, dirimu dek, nanti fotomu nyangkut, ke Oknum DPP lain, yang 2-3 orang tersebut yang selama ini membencimu? Bisa, aku disidang, Ketum? Alamak, begitu bencinya awak, lama-lama begitu haram dan jenuhnya aku di Partai ini? Hahahaha. Ini lah, suasana saat ini diruangan DPP. Pecat memecat, bukan hal yang baru hari ini? Taukan kalian, 4 Kader Samosir menggugat Hj. Megawati? Inilah efeK dari pecat memecat itu, laporan-laporan yang menyesatkan itu? Inilah efek, dari Partai yang hanya dikuasai 2 - 3 orang. Siapa dia? Semua orang sudah tahu, bahwa 2 orang itu dari Kota Bekasi," papar Rikcy.
Kawan-kawan, sambung Ricky, pernah ingat kan ketika kita Protes soal Mochtar Mohamad, mantan Wali Kota Bekasi tahun 2000 ke DPP, karena tidak pernah jadi Pengurus Partai?
"Kita dipecat kawan? Tidak, pada saat itu saya, kita diterima oleh Alm. Soejipto, Sekretaris Jenderal (Sekjen), tidak ada pemecatan. Dan, Bang Taufik Kiemas, Sang Maestro PDIP kala itu masih segar. Protes itu bagi kita adalah sebuah demokrasi. Namun, berbeda pada hari ini. Bisa dipecat dari Kader Partai tanpa klarikasi, contohnya saya. DPP, takut berdebat soal AD/ART Partai. Lalu kita disebut Celeng? Berarti Ketua Umum sama saja dihina Bambang Pacul, sebagai Ibu, apa, Ibu......? Disini saya menilai dan menduga bahwa tidak Kharismatik Seorang Ketua Umum, yakni Ibu Hj. Megawati Soekarnoputri. Jadi, dengan adanya Gugatan Kader Samosir 4O M kepada Ketua Umum, ini efek dari ini semua? Ketum, tidak sakti lagi? Tidak lahi Karismatik lagi," cetus Ricky.
Bambang Pacul, lanjut Ricky, urusan calon Presiden itu ada di Ketua Umum, ini amanat Kongres Cul? Bukan di Kader celeng, Bodat?
"Inilah kondisi hari ini, karena banyak Oknum DPP yang tak pernah tahu dan baca AD/ART serta Aturan Partai jadi jauh dari kata mengamalkan. Bukan semau Jidat. Ini, awal dari kehancuran. Cul, kok Kader Pejuang disebut Celeng? Kau apa Cul? Kalau kami Celeng, kau BodaT, Cul. Saya, Sahat P Ricky Tambunan Kader Partai yang dipecat oleh Hasto Kristianto," papar Ricky dengan nada penuh kekesalan.
Memang, lanjut Ricky, didalam Undang-Undang Partai Politik dan Undang-Undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3) disebutkan bahwa Parpol memiliki hak untuk memecat anggotanya yang bertentangan dengan kebijakan Partai. Namun, selama ini ada banyak faktor pemecatan yang sulit dijelaskan ke publik secara gamblang.
"Ini yang saya bilang Parpol belum merumuskan kriteria secara terbuka ke publik, misalnya alasan atau argumentasi pemecatan. Pemecatan Kader Partai itu harus memiliki standard jelas. Sebab hal ini bisa menjadi pengetahuan publik sehingga publik bisa menilai wajar atau tidak seorang Anggota Kader dipecat dari posisinya. Ini catatan dari saya buat Bambang Pacul dan Hasto Kristianto," pungkas Ricky.