RN - Jamaah umrah Indonesia harus bersabar. Sebab, hingga saat ini belum ada titik temu antara Kemenkes Indonesia dengan pihak Arab Saudi.
Persoalan datang terkait aplikasi deteksi kesehatan. Di Indonesia biasa memakai PeduliLindungi dan Arab Saudi menggunakan Tawakana.
Konsul Jenderal (Konjen) Republik Indonesia di Jeddah Eko Hartono mengatakan perlu adanya sinkronasi antara aplikasi PeduliLindungi dengan milik Saudi terkait pembacaan sertifikat vaksin bagi calon jamaah umrah.
BERITA TERKAIT :Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor
Pria Mata Keranjang Jadi Sasaran, Digoda Lewat Aplikasi Kencan Lalu Dikasih Racun Tikus
"Ada yang harus kita cermati yaitu hal hal teknis yang harus disepakati kedua belah pihak agar umrah ini bisa terlaksana. Nah apa itu hal teknis jadi sejak beberapa waktu ini memang ada pembicaraan tingkat teknis antara kedua belah pihak terutama antara Kemenkes Indonesia dan Arab Saudi," kata Eko dalam dialog 'Kabar Umroh Untuk Indonesia' melalui Youtube Kemenkominfo TV, Kamis (21/10/2021).
"Apa yang dibahas? Yaitu bagaimana kita mensinkronkan kedua aplikasi yaitu aplikasi PeduliLindungi dengan aplikasi serupa di Arab Saudi yang disebut Tawakana," tambahnya.
Eko menyebut bahwa kedua aplikasi tersebut bisa memberitahukan status kesehatan calon jamaah kepada petugas Saudi. Oleh karenanya, apabila tidak ada status tersebut calon jamaah tidak bisa masuk kawasan Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi.
"Kedua aplikasi ini kan bisa memberitahukan kita kepada publik kepada petugas status kesehatan kita. Apakah kita sudah divaksin lengkap atau baru sekali vaksin. Tanpa ada status itu tidak mungkin seseorang itu akan masuk ke Masjidil Haram Masjid Nabawi untuk melakukan ibadah umrah. Nah ini yang sedang di sinkronkan kedua belah pihak," ungkapnya.