Jumat,  22 November 2024

Catatan Buat Kesbangpol

Kerja 24 Jam Jaga Wilayah, DPRD DKI Jangan Lupakan Honor FKDM

NS/RN
Kerja 24 Jam Jaga Wilayah, DPRD DKI Jangan Lupakan Honor FKDM
Ilustrasi

RN - Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) bisa disebut sebagai garda terdepan menjaga Jakarta. FKDM bisa diplesetkan dengan nama intelejen wilayah. 

Bekerja tanpa lelah tapi honor yang diterima FKDM masih sangat jauh dari harapan. Selayaknya, FKDM minimal bisa mendapatkan honor sekitar Rp 3 juta hingga Rp 4 juta per bulan. 

Dari pantauan wartawan, FKDM bukan hanya memantau situasi keamanan wilayah, para tokoh masyarakat di tingkat kelurahan, kecamatan hingga kotamadya dan provinsi itu juga sering dilibatkan dalam kegiatan sosial. 

BERITA TERKAIT :
PPP DKI Aja Ambruk, RIDO Bisa Kena Prank Sandiaga Uno?
Pengamat: Orang Lama Jangan Ikut Seleksi, DPRD Harus Audit Anggaran KPID Jakarta

Sebut saja soal kerja bakti, vaksin massal hingga pengerukan got dan kali. Bahkan, FKDM terkadang harus mendengarkan curhat pasangan suami istri yang bertengkar. 

Pengamat kebijakan publik, Adib Miftahul menilai, DPRD saat rapat wara-wiri soal anggaran APBD telah melupakan nasib ribuan FKDM. "Harusnya FKDM honor atau gajinya naikkan dong menjadi minimal 3 juta. Kalau perlu UMP," terang Adib kepada wartawan, Rabu (1/12).

Saat ini kata Adib, FKDM yang bekerja hampir 24 jam hanya menerima honor di bawah standar dan sangat tidak layak. "Jika dibandingkan dengan honor RT, RW dan LMK atau Dewan Kota pastinya FKDM hanya bisa ngelus dada bro," terang Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) ini.

Lucunya kata Adib, jika pemilu digelar para caleg berebut memakai jasa FKDM. "Tapi ketika itu caleg sekarang duduk di DPRD maupun DPR nasib FKDM dibiarkan. Saya harap DPRD bisa melek soal kondisi FKDM," terangnya.

Diketahui, saat ini honor FKDM berkisar Rp 1,6 juta hingga Rp 2 juta. "Gaji segitu gimana mau menghidupi keluarga. Belum bensin, kopi dan lainnya kalau bertugas. Woi, DPRD lihat dong nasib para pekerja penjaga wilayah," sindir Adib. 

Adib juga menyangkan sikap dinas terkait seperti Kesbangpol yang enggan memperjuangkan nasib FKDM. "Kepala Kespangpol kalau gak bisa kerja ya mundur saja, harusnya kan Kesbangpol bergerak dan memperjuangkan nasib FKDM," tambahnya. 

Padahal lanjur Adib, untuk menjadi anggota FKDM harus menjalani seleksi ketat. "Seleksi ketat, kerja keras tanpa waktu tapi honor paling kecil," bebernya.